[source] |
Sepertinya, akhir-akhir ini sedang
viral sekali tren gadis bergincu. Awalnya, saya kira tren ini hanya menjangkiti
teman-teman satu kampus saya saja. Nyatanya, lebih luas lagi jangkauannya. Atau
mungkin saya saja yang cupu sehingga tidak update
dengan masalah seperti ini. Maklum, meskipun saya berjenis kelamin perempuan,
tapi saya sangat dungu sekali untuk urusan make-up.
Begitulah…
Anyway,
untuk urusan make-up memang saya
selangkah lebih terbelakang dibandingkan teman-teman cewek saya yang lain.
Ketika yang lain sudah bisa pakai segala jenis bedak dari yang loose, compact, foundation,
hingga BB Cream, saya masih santai
dengan wajah tanpa polesan ketika pergi kuliah atau pergi kondangan. Ketika
yang lain sudah pintar menggunakan gincu alias lipstick dari yang matte
hingga yang glossy, menggunakan
maskara dari yang hypercurl sampai waterproof, atau eyeliner dari yang pensil hingga yang cair, saya baru bisa pakai
bedak. Ah, sudahlah… kenyataan hidup memang menyakitkan…
Biasanya, ketika datang kuliah
teman-teman saya tidak menggunakan make-up
yang lumayan mencolok. Mentoknya, mereka hanya tampak menggunakan bedak tipis
atau memoleskan lipgloss saja. Namun, entah sejak setahun terakhir ini
rasa-rasanya banyak yang sudah mulai genit. Mereka sudah mulai aware dengan penampilan, sehingga sudah
mulai bermain dengan maskara, eyeliner,
pun gincu.
Mungkin saja dulunya, teman-teman
saya juga sudah suka memoles bibir mereka dengan gincu, tapi kadarnya lebih soft dan tidak terlalu mencolok,
sehingga tidak terlalu jauh perbedaannya. Sekarang, mereka sudah semakin tampil
berani dengan menggunakan warna gincu yang menyala. Merah bata, merah marun, pink, nude, peach, dan
lain-lain. Yup, memang warna-warna tersebut sangat cocok sekali dengan warna
kulit mayoritas orang Indonesia yang kuning langsat cenderung sawo matang.
Jadi, ketika mereka menggunakan warna tersebut akan semakin kontras dan
terlihat ngejreng…
Kok saya tahu? Oh, ya jelas… lha wong juga suka baca review make-up para beauty blogger.
Baca doang, nggak bisa praktek. Hehehe.
[source] |
Ya, make-up memang banyak ragamnya, termasuk gincu. Bahkan belakangan
ini saya baru tahu kalau gincu itu memiliki berbagai jenis, tidak hanya lipstick saja. Seringnya kita menganggap
bahwa gincu adalah lipstick, tapi
ternyata lipstick adalah salah satu
jenis gincu. Selain lipstick, ada
pula yang disebut liptint, lipstain, lipliner, dan lip-lip yang lain. Semua fungsinya sama, untuk
mewarnai bibir dengan beragam pilihan warna. Bedanya hanya cara menggunakan
saja. Sayangnya, saya tidak bisa menjelaskan cara menggunakannya karena saya
belum pernah pakai lip-lip hulabala tersebut, kecuali lipstick.
Nah, kalau dari pengamatan saya,
kebanyakan teman-teman saya menggunakan lipstick
warna merah menyala. Warna ini memang cocok kalau dipakai oleh mereka yang
punya bibir tipis, supaya semakin terlihat menarik dan sensual.
Terlepas dari itu semua, saya
sering berpikir, mengapa kebanyakan wanita suka sekali bermain dengan make-up, terutama pewarna bibir. Salah
satu faktor yang mungkin adalah karena pengaruh lingkungan atau tren. Ketika
teman yang lain menggunakan gincu dan tampak lebih menarik, maka ia akan
cenderung ikut mencoba menggunakan gincu. Faktor lainnya, mungkin memang karena
faktor internal dalam diri wanita tersebut.
Faktor internal itu adalah fitrah
wanita yang ingin terlihat cantik. Salah satu cara agar terlihat cantik adalah
dengan berdandan. Berdandan akan membuat wanita tampak lebih menarik, terutama
di hadapan lawan jenis. Ya, kaum adam memang makhluk visual, tentu akan tertarik
dengan keindahan yang mampu memanjakan visual mereka.
Sejumlah produk-produk kosmetik,
termasuk gincu, tentu sering sekali mengeluarkan produk dengan warna yang
memikat. Salah satu warna yang memikat dan sering dijadikan sebagai andalan
adalah warna merah, dari yang soft
hingga yang paling menyala. Selain untuk menyesuaikan dengan warna dasar bibir
mayoritas wanita, warna merah tersebut dipilih memang bukan tanpa alasan. Fakta
menyatakan bahwa warna merah adalah warna yang memancarkan aura keseksian jika
dipakai oleh wanita. Ada sebuah penelitian yang memaparkan bahwa lelaki
cenderung memandang menarik wanita yang menggunakan baju merah. Warna merah
diasosiasikan oleh lelaki sebagai warna yang sensual dan menggairahkan, apalagi
jika melekat di tubuh wanita.
Seperti sebuah riset dalam The Journal of Experimental Psychology,
para peneliti dari University of Rochester melakukan eksperimen terhadap 25
orang pria yang ditunjukkan foto-foto sejumlah wanita dengan menggunakan baju
beraneka warna, lalu pria-pria tersebut diperintahkan untuk menilai wanita mana
yang tampak lebih menarik dan menggairahkan. Hasilnya, pria-pria tersebut
memberikan nilai tertinggi pada wanita yang menggunakan baju merah.
Hmm…
tapi itu kan baju, bukan bibir merah merona.
Well,
pada hakikatnya sama saja. Warna memberikan pengaruh pada perilaku seseorang,
pemilihan warna juga mencerminkan karakter seseorang. Kalau warna merah menyala
itu dipakai di bibir wanita, tentu para pria akan memandang bahwa wanita itu
sangat sensual dan bibirnya sangat mengairahkan untuk dikulum, dilumat, dan
lain-lain. Entah apalagi imajinasi para lelaki menyangkut warna merah di bibir
wanita itu.
That’s
why,
saya terhitung jarang sekali memakai lipstick.
Jikalau ingin pakai, saya hanya berani mengoleskannya tipis-tipis. Selain
karena mencegah hal-hal di atas, juga karena memang saya tidak betah memakai lipstick tebal. Bibir saya jadi berasa
monyong lima senti karena saking beratnya. Huahaha.
Oh iya, ladies, kalau terlalu sering memakai gincu juga tidak baik bagi
kesehatan bibir, lho. Bibirmu juga perlu bernapas, jangan terlalu sering
ditutup warna gincu. Terlalu sering memakai gincu juga bisa menyebabkan bibir
berubah menghitam. Warna asli bibirmu yang pink cantik alami akan semakin
pudar. Yah… sayang sekali.
Postingan ini tidak bermaksud
menyinggung berbagai pihak, terutama wanita yang gemar bergincu semerah buah
cherry. Silakan ambil positif dan buang yang negatif. Hehehe.
Sampai jumpa di postingan
selanjutnya… :)
[source] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar