Selasa, 31 Desember 2024

My 2024 Life Rewind

17:17 0 Comments

Wah, rasanya seperti baru kemarin meninggalkan 2023 dan menyambut 2024. Tiba-tiba sudah berada di beberapa menit terakhir meninggalkan 2024, menuju ke 2025. Banyak hal yang saya lalui selama 2024, sebagiannya mungkin sudah saya tulis di sini.

Sebelum tahun 2023 berakhir, saya cukup optimis dan semangat menyambut 2024 dengan sukacita.

“I’ll make 2024 be my year…”

Sepertinya saya terlalu banyak memberikan ekspektasi berlebihan terhadap tahun 2024. Eh, tapi nggak salah juga, sih. Secara umum, saya cukup puas dengan usaha yang saya lakukan dan hasil yang saya dapatkan di tahun ini. Bagi saya, tahun 2024 ini seperti memasuki fase hidup baru sebab di tahun ini saya resmi meninggalkan usia 20-an. Welcome to my thirty era~

Selain itu, di tahun ini saya juga banyak melalui ujian-ujian. Kalau ujian hidup sih memang sudah makanan sehari-hari, ya. Hahaha. Maksud saya, ini ujian demi menyelesaikan kegiatan rangkaian studi saya. Selama 2024 ini saya berjibaku dari satu ujian ke ujian lainnya, sampai rasanya nggak merasa cemas dan deg-degan lagi. Wkwkwk.

Bagaimana tidak, sejak memasuki 2024 saya mempersiapkan laporan hasil praktik profesi sambil membaca literatur untuk persiapan mengajukan judul penelitian tesis. Selama setahun saya berkutat dengan jurnal yang memusingkan. Rasanya kadang saya pening sendiri, panas dingin, meriang, dan ingin muntah. Wajar, namanya juga belajar, pasti ada fase menyakitkan yang harus ditelan bulat-bulat. Apalagi ketika mengetahui ada teman yang sudah daftar ujian dan jadwalnya sudah keluar, langsung merasa kena pressure. Hahaha.

Sebenarnya, saya adalah tipe yang bisa memberikan pressure kepada diri sendiri secara internal. Hmm, maksudnya, saya bisa memotivasi diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Tapi, nggak bisa dipungkiri juga motivasi eksternal, seperti kondisi ketika jadwal ujian teman sudah keluar, juga memicu saya untuk lebih sat set dan berani untuk submit daftar ujian. Ternyata, selain motivasi internal, kadang saya juga butuh motivasi eksternal. Saya bersyukur cukup banyak teman saya yang fast-paced sehingga memotivasi saya untuk mengikuti kecepatan lari mereka. Rekan-rekan Gen Z saya yang sat set ini justru jadi parameter saya untuk: “Ayo, jangan malas! Kerjakan tesismu!”

Akhirnya setelah bimbingan dan menambahkan beberapa dokumen berkas syarat Ujian HIMPSI, saya dijadwalkan untuk ujian profesi di tanggal 13 Mei 2024. Nah, berdasarkan aturan di kampus saya, mahasiswa yang akan mengerjakan tesis wajib menyelesaikan ujian profesi terlebih dahulu. Oleh karena itu, ketika sudah selesai menyelesaikan rangkaian syarat ujian profesi, saya pun segera mengajukan judul tesis kepada dosen pembimbing dan mulai mencari literatur terkait topik yang ingin saya teliti.

Saya malas menceritakan topik penelitian tesis saya karena saya sudah bosan. Hahaha. Intinya saya meneliti mengenai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Yup, saya mulai menulis proposal sambil mencari literatur sejak awal bulan Juni hingga Agustus 2024. Saat itu sempat ada fase tiba-tiba saya harus merombak Pendahuluan, menambah Tinjauan Pustaka, dan merevisi Metode Penelitian. Sebab tiba-tiba dosen pembimbing memberikan masukan untuk menambah variabel baru dan mengganti dari efek moderasi menjadi mediasi. Benar-benar ngakak brutal moment, Gaes! Wkwkwk.

Entah kenapa, alhamdulillah wa syukurillah, meski agak pening juga, tapi saya nggak terlalu kesel atau merasa berat dengan permintaan dosen saya. Malah saya merasa selama proses penulisan tesis ini selalu dilancarkan terus. Hingga akhirnya, saya memantapkan diri untuk mendaftar ujian proposal dan dijadwalkan melaksanakan ujian pada 4 September 2024. Alhamdulillah, dosen penguji saya juga tidak membuat saya ribet. Lancar seperti jalan tol, bahkan hingga proses pengajuan Ethical Clearance saya juga selalu dimudahkan oleh Allah. Semua yang saya rencanakan sesuai timeline, pas banget. Masya Allah. Proses sampai terbit surat izin penelitian oleh Komite Etik pun juga cukup cepat, sekitar dua minggu lebih sedikit. Akhirnya, saya bisa segera melakukan pengambilan data penelitian pada awal bulan Oktober 2024.

Namun, ternyata drama di rangkaian penyusunan tenis saya adalah pada proses pengambilan data penelitian itu. Wkwkwk. Nggak semua jalan pasti mulus seperti jalan tol ya, Bestie. Tetap masih ada kerikil kecil biar nggak flat aja hidup ini. Nggak seru dong kalau tesis itu mulus-mulus aja, kayak nggak ada tantangannya. Minggu pertama progress pertambahan responden yang mengisi kuesioner daring saya cukup banyak, hampir seratus partisipan. Sayangnya, ketika sudah memasuki minggu kedua hampir ketiga, progress pertambahan responden saya melambat. Stuck di angka 200-an! Target responden minimal yang saya tetapkan memang cukup banyak sih, sebanyak 385 responden. Nangis? Iyaaa banget! Sebab saya awalnya cukup optimis bisa mendapatkan 300-an responden di minggu kedua, lalu bisa segera analisis data. Stress? Tentu saja dong! Saya sampai telat haid akibat jumlah responden saya belum mencapai standar minimal. Huhuhu. Ekspektasi tidak seindah realita. Ini akibat kriteria responden saya yang cukup spesifik banget. Saya paham banget kalau cukup susah!

Sebagai pemilik sifat keras kepala, ngeyel, dan ulet, tentu saja saya tidak menyerah dong. Saya banyak bikin backup plan, ditambah saran dan masukan dari teman-teman bestie kampus. Nggak hanya plan B atau C, tapi sudah sampai plan Z. Hahaha. Bahkan ada plan atau mungkin bisa dibilang opsi yang disarankan teman saya, yang tentu saja nggak pernah sama sekali terpikirkan oleh saya, akhirnya saya lakukan demi mencapai standar minimal jumlah responden. Wkwk. Tapi, ini bukan dengan cara memanipulasi data, lho. Saya orangnya cukup idealis dan ingin hasil penelitian saya ini valid dan reliabel. Tentu saja saya tetap berusaha sampai mentok banget, saya melakukan berbagai cara untuk mendapatkan responden sesuai kriteria. Responden asli, real no fake! Tentu saja akhirnya timeline yang saya rencanakan bergeser dan saya harus legawa untuk menerima semua yang terjadi.

Semua tidak berlangsung lama, meski proses pengambilan data saya berlangsung selama sebulan full, tentu saja lebih lama dibandingkan teman saya lainnya yang maksimal hanya dua minggu. Alhamdulillah, akhirnya saya berhasil mendapatkan 400 responden yang sesuai kriteria! Keren! Good job! 수고했어!

Sebagai konsekuensinya, demi tetap stick into the timeline sesuai yang saya rencanakan, meski ada sedikit pergeseran, saya kemudian super ngebut menulis manuskrip tesis. Alhamdulillah saat analisis data, hipotesis saya terbukti, sehingga saya tidak terlalu kesulita menulis dan merangkai argumentasi di bagian Pembahasan. Saya menyelesaikan seluruh penulisan manuskrip tesis, lampiran, serta rangkuman presentasi dalam waktu dua minggu. Setelah dosen pembimbing menyetujui konsep manuskrip tesis lengkap saya, akhirnya saya langsung gaspol mendaftar seminar hasil penelitian, lalu mendapatkan jadwal di tanggal 25 November 2024. Selanjutnya, saya melengkapi beberapa masukan dari penguji sesuai seminar hasil. Lalu kemudian saya pun segera mendaftar untuk melaksanakan ujian tesis hingga mendapatkan jadwal ujian di tanggal 10 Desember 2024.

Sudah bisa bernafas lega? Tentu saja belum dong, Bestie~

Jadi, deadline yudisium di Desember ini adalah tanggal 19 Desember 2024 dan deadline pendaftaran wisuda periode Januari adalah di tanggal 20 Desember 2024. Artinya saya hanya memiliki waktu SEMBILAN HARI untuk menyelesaikan segala administrasi dan printilan memusingkan demi mendapatkan Surat Keterangan Lulus (SKL) dan mendaftar wisuda! Hahaha. Sejujurnya, saat melakukan proses ini saya nggak terlalu ngoyo, bahkan agak slow-paced. Saya bahkan sudah acceptance kalau nggak bisa daftar wisuda periode Januari dan harus mundur ke periode April. Bukan yang menunda-nunda juga, yang penting sudah saya lakukan semampuny. Bila memang rezeki bisa wisuda periode Januari, insyaa Allah dimudahkan. Sangat nothing to lose banget, nggak sih? Hahaha.

Namun ternyata, Gaes, kuasa Allah tuh nggak terduga banget, nggak paham lagi. Saya baru selesai merevisi tesis saya berdasarkan masukan dosen penguji di tanggal 13 Desember. Selanjutnya, saya baru selesai melengkapi seluruh tanda tangan basah dosen pembimbing dan penguji untuk lembar pengesahan di tanggal 16 Desember. Saya sampai datang ke rumah dosen penguji karena saat itu beliau tidak di kampus dan mempersilakan saya berkunjung ke kediamannya. Belum berhenti sampai situ saja, saya masih harus berburu juga tanda tangan Dekan. Kok pas banget beliau sedang dinas luar dan berkas lembar pengesahan saya baru beliau tandatangani di tanggal 18 Desember! Benar-benar injury time last minute! Baru setelah lengkap semuanya, saya langsung mendaftar yudisium. Terima kasih banget juga untuk staf akademik yang akhirnya SKL saya terbit di tanggal 19 Desember sehingga saya bisa langsung daftar wisuda H-1 penutupan!

Rasanya kayak ngos-ngosan? Memang. Kalau diceritakan sih agak enteng, tapi berkas yang harus diunggah itu yang cukup njelehi alias banyak bangeeeett! Banyak step yang harus dilakukan sebab printilannya cukup banyak. Tapi alhamdulillah semua terbantu oleh sistem, jadi semuanya dilakukan secara daring dan paperless.

Kalau dibandingkan lika-liku penelitian skripsi saya di tahun 2016 dulu, saya merasa waktu nulis skripsi lebih dramatis sih. Hahaha. Sebab dosen penguji skripsi saya ada yang super resek banget! Beneran sampai nangis! Saya pun dulu sempat berada di momen mengejar wisuda Desember 2016, sebab sistem wisudanya dibatasi kuota. Sistem war kursi wisuda udah kayak beli tiket Coldplay. Cukup ketar-ketir juga ya, Gaes! Nggak ada tunggu-tungguan, tepat ketika kuota maksimal jumlah wisudawan sudah terpenuhi, maka pendaftaran akan ditutup. Nah, saya ketakutan banget nggak bisa daftar wisuda periode Desember akibat kehabisan kuota. Padahal saat itu saya sidang skripsi di tanggal 23 September 2016. Tapi memang proses pemberkasan dan tetek bengeknya lebih ribet dan banyak sebab sebagian besar masih paper-based. Akhirnya, alhamdulillah saya masih masuk kuota wisuda dan tetap bisa wisuda Desember 2016.

Nggak seru banget postingan ini isinya cerita tentang ujian profesi dan ujian tesis saja. Hahaha.

Namun betapa bersyukurnya, segala kelancaran yang saya alami selama proses penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan sangat banyak orang. Mulai dari teman kampus yang bersedia membantu menyebarkan kuesioner dan siap sedia mendengarkan keluhan saya mengenai analisis statistik! Honorably mention to sobat persambatan dunia per-umbies-an Mbak Yeyen dan Mbak Mutia. Superb cool banget! Tanpa bantuan mereka, saya mah apa atuh. Kalau masalah perstatistikan dan metode penelitian sih sama Aini. Pokoknya tanpa dia, saya bakal ngangong sepanjang hari. Hahaha. Maklum, saya si paling nggak paham statistik ini memang membutuhkan orang yang ahli di bidang itu. Nilai mata kuliah statistik saya di S2 ini aja cuma A/B. Huhu.

Selanjutnya, tentu saja ada bantuan dari teman kantor saya yang super keren banget. Bersedia saya gangguin untuk nyebarin kuesioner dan ditanyain seputar kondisi kantor. Honorably mention to Ima, Mas Genut, dan Teh Ade. Makasih banget. Super thanks! Lalu, yang paling keren tentu saja Bestie Geng Kompor Ngegas: Mbak Yuni, Mbak Nurul, Uni, dan Yaya. Super love banget sama mereka! Mereka bersedia menanggapi kerandoman saya yang tiba-tiba pagi-pagi kirim tautan reels, short, atau postingan Twitter/X. Atau kerandoman saya yang tiba-tiba minta pendapat: "Gaes, kalau kayak gini sama gitu bagus yang mana?". Meski grupnya sekarang agak sepi, selain sudah ngurusin kehidupan masing-masing, Mbak Yuni dan Yaya juga lagi pening menulis artikel buat publish jurnal. Semester satu saja sudah disuruh bikin artikel, ngopi dulu nggak sih harusnya. Hahaha. Kalau Mbak Nurul dan Uni sih memang dari dulu mereka ASN andalan, alias sibuk banget! Wkwk.

Nggak lupa, segala bantuan dari orang-orang di luar sana yang nggak bisa disebutkan satu persatu. Banyak banget saya dipertemukan orang-orang baik dalam proses penyelesaian akhir masa studi saya ini. Meski pernah nemu yang nggak jelas, apalagi kalau ada hubungannya sama perizinan instansi, tapi semua itu saya jadikan bahan pelajaran yang berharga. Seperti yang saya tulis di atas, menyusun tesis kalau nggak ada kerikil-kerikil kecil dan kesandung dikit, kayaknya kurang seru, deh. Hehehe.

Sebenarnya selain lika-liku pertesisan di atas, masih ada banyak hal yang saya lalui dan lakukan di tahun 2024 ini. Tapi sepertinya belum perlu saya ceritakan di sini karena hasilnya belum kelihatan. Hehehe.

Lantas selanjutnya, tahun 2025 besok mau ngapain, ya? Seperti yang sudah-sudah, saya selalu bikin resolusi (sekaligus harapan) hal-hal yang ingin dicapai di tahun depan. Tapi memang resolusi tahun 2025 ini adalah resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum kesampaian. Bagi yang pernah baca tulisan saya sebelumnya, pasti sudah bisa menebak resolusi penting apa yang dari tahun-tahun kemarin nggak sempat kesampaian oleh saya (kayak ada yang baca tulisan ini selain dirimu sendiri aja, Rif~). Wkwkwk.

Begitulah pokoknya~ 😆

Saya nggak akan pamer daftar resolusi karena akan menimbulkan ilusi di otak saya bahwa itu semua sudah dilaksanakan, padahal kenyataannya belum dilakukan. Hahaha. Biar semuanya menjadi doa-doa dalam keheningan, terus melangit, hingga mengetuk pintu keridhoan-Nya. Aaamiin.

Bismillah~

Sekian tulisan nggak seru-seru banget ini. Bagi kalian yang sudah membaca, kalian gabut banget deh, asli. Wkwkwk.

Thanks for the best of the best moment, 2024!

Hello, 2025! Would you be my year, please?

Selamat menyambut tahun 2025 dengan kenaikan PPN 12%! Meski saya umbi-umbian yang digaji pakai pajak negara, tapi saya juga kena dampak! Jadi boleh dong kalau saya juga ikutan KESEL! 😤


Finally M.Psi., Psikolog! 💖
 
Dedicated to sobat Gen Z-ku~ 💞💝