Kau
bagaikan angin musim semi. Hangat. Menghangatkan jiwa yang sedang gamang dalam
penantian.
Kau
bagaikan kupu-kupu yang beterbangan kesana kemari. Keelokan warna-warni sayapmu
menggodaku untuk mengambilmu dan menggenggammu erat-erat.
Kau
bagaikan hantu. Bayanganmu selalu menghantuiku. Membuatku selalu berhalusinasi
tentangmu. Sosokmu selalu mengikutiku kemanapun aku pergi.
Kau
bagaikan kunang-kunang. Terbang membawa sedikit cahaya terang dalam pekatnya
kegelapan. Memberi secercah illuminasi dalam kalbu.
Kau
bagaikan angin. Kedatangannmu menyejukkan. Segala kepenatan dunia sirna tatkala
hembusanmu serasa membungkus sukma.
Kau
bagaikan rinai hujan. Melihatmu dan merasakan kehadiranmu membuat jiwaku damai.
Dan membuat otakku memutar segala kenangan. Kenangan indah ataupun kenangan
yang sama sekali tak pernah aku inginkan hadir dalam hidupku.
Tapi….
Kau
bagaikan asap. Wujud nyatamu bisa kusaksikan. Tapi tak pernah bisa kugenggam.
Kau
bagaikan bunga mawar. Menginginkanmu sama saja melukai diriku.
Kau
bagaikan langit senja. Indah dipandang. Tapi perlahan kau pergi digantikan
rembang petang.
Kau
bagaikan kabut yang mendekap dinginnya rembang fajar. Membutakanku sementara. Membuat seluruhnya
tampak samar-samar. Seakan semuanya menjadi tak terlihat.
Kau
bagaikan aroma harum semerbak parfum Raja dan Pangeran dari negeri dongeng.
Bisa kurasakan kehadiranmu. Tapi tak pernah bisa terlihat nyata untukku.
Kau
bagaikan seorang kafilah. Menetap sementara di persinggahan. Kemudian setelah
kau singgahi kau tinggalkan begitu saja. Jejak-jejak bekas kedatanganmu tak
akan pernah bisa terhapus.
Kau
bagaikan embun. Saat pagi hari saja kau menyejukkan. Tapi ketika matahari telah
sepenggalah naik, kau hilang begitu saja. Tak berbekas.
Kau
dan aku bagaikan dua kutub magnet yang senama. Iya, senama! Senama secara
harfiah, sangat mudah untuk dianalisis maknanya. Kita tak akan pernah bisa
disatukan. Karena takdir yang berbicara demikian.
Sebenarnya,
Kau itu tak nyata. Kau hanyalah hasil pemikiran utopis dari seorang melankolis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar