Halo pembaca setia! Sudah lama sekali
rasanya saya tidak mengupdate blogspot saya dengan tulisan curhatan-ringan dan
menggunakan bahasa yang ringan pula. Hehehe. Yup, seperti judul yang telah
kalian baca, hari ini saya akan bercerita tentang pengalaman ‘sekali-kali’
menjadi mahasiswa hedonisme. Hahaha. Bukan hedonisme dalam arti
menghambur-hamburkan uang ber-shopping
ria atau makan di restoran dengan menu makanan berharga ratusan ribu hingga
jutaan. Bukan. Lagipula, mana kuat, sih, kami makan segitu mahalnya. Urusan
perut dan sarana perkuliahan saja masih menengadahkan tangan di depan orang
tua. Mana mungkin kami dengan teganya berfoya-foya lebay seperti itu. Hehehe.
Ya, tepatnya hari Rabu kemarin setelah kuliah,
kami berencana makan makanan yang tidak biasa. Halah. Maksudnya, makan yang
bukan menu makanan sehari-hari (seperti nasi tempe penyet, soto, nasi sayur
warung sederhana, ataupun indomie rebus. Hehehe). Kami ingin mencoba makanan
yang berbeda di tempat yang berbeda pula. Ya, biasanya kami makan siang di
warung sederhana dengan makanan yang sederhana pula. Maka, kami ingin
sekali-kali mencicipi makanan lain dengan cita rasa baru. Setelah berdiskusi
menentukan tempat makan yang mungkin pas di lidah dan pas di kantong kami,
akhirnya terpilihlah satu restoran yang katanya harganya masih bersahabat di
kantong mahasiswa apa adanya seperti kami.
Restoran beruntung yang menjadi tempat
destinasi kami adalah Kimchi Korean Restaurant. Yup, sebuah restoran yang menyediakan
berbagai macam masakan Korea yang berlokasi di daerah Serengan, Solo. Mengapa
kami memilih restoran itu? Tentunya, kami memilih restoran itu dengan
pertimbangan paling utama di mata mahasiswa: HARGA. Ya, budget-nya tidak boleh lebih dari Rp. 50.000,00. Setelah bertanya
kesana kemari mencari rekomendasi restoran ramah kantong mahasiswa-pelajar,
akhirnya sampailah kami ke Kimchi ini.
Selesai menginput poin SPKK dan sholat
Ashar, kami bertujuh yang terdiri dari, Saya, Sheilla, Rizki, Rizky, Okta, Tera,
dan Vinna pun bersama-sama tancap gas dari kampus menuju ke restoran tersebut. Sesampainya
di sana, kami disambut oleh standing
character pemain drama Korea The
Heirs. Okay, saya tidak pernah suka nonton drama Korea, sehingga saya tidak
tahu nama-nama para pemainnya. Hehehe. Mohon dimaafkan keluguan saya ini, ya,
teman-teman.
Kami memilih tempat di dekat kaca besar
sebelah kiri pintu masuk. Sebuah meja panjang dengan sofa merah empuk dan empat
kursi kayu berwarna krem dengan bantalan merah empuk. Di samping meja kami,
berdiri sebuah pot bunga sakura artifisial yang cantik. Saat itu, restoran
masih tidak terlalu ramai, sehingga kami dapat melakukan kenorakan ataupun
kealayan tanpa takut ditertawakan banyak orang, hehehe. Tak lama kemudian,
seorang mbak pelayan menghampiri kami, mengucapkan selamat datang, kemudian
menyodorkan buku menu ke hadapan kami. Kami pun membuka buku menu,
membolak-baliknya, memilih makanan dan menyesuaikan harga makanan dengan budget masing-masing. Pilihan pun
dijatuhkan, kami mayoritas memesan Ice
Tea, sedangkan Rizki memesan minuman berwarna merah apalah-itu-namanya.
Makanan yang kami pesan pun bervariasi (yang kemudian berakhir dengan saling
cicip-mencicipi), saya dan Rizki memesan Jjang Myeon, Rizky dan Sheilla memesan
Bolsot Bbimbab, Tera memilih Shin Ramyeon, Vinna memilih Bento Korea, dan Okta
memesan Budae Jjigae.
Jjang Myeon. Mie ala Korea. Yummy! :3 |
Yup, mungkin ada yang belum tahu
jenis-jenis makanan Korea dengan nama aneh dan susah dihafal ini. Jjang Myeon
yang dipesan Rizki dan saya adalah mie ala Korea. Mie ini semacam mie goreng
dengan saus kedelai hitam (semacam kecap, mungkin) dicampur irisan jamur,
daging sapi, bakso ikan, telur ceplok dan acar. Sedangkan Bolsot Bbimbab,
adalah makanan berisi sayur bayam, wortel dipotong panjang, tauge, daging sapi,
bakso ikan, saus, dan potongan lobak yang menutupi nasi di bawahnya. Bolsot
Bbimbab disajikan dalam hot-bowl
dengan tatakan kayu yang menghadirkan bunyi keretak saat dihidangkan (saking
panasnya) plus kuah yang disajikan di mangkuk terpisah. Kemudian, Shin Ramyeon
adalah mie rebus Korea yang mirip seperti Mie Ramen, namun memiliki aroma
minyak wijen yang sangat kuat. Bento Korea yang dipesan Vinna adalah nasi kotak
ala Korea. Isinya antara lain, nasi, daging, sayur, dan buah-buahan. Sedangkan
Budae Jjigae, adalah sup Korea yang berisi ham sapi, bakso ikan, tahu, dengan
kuah berwarna merah membara plus potongan cabai. Semua makanan tersebut dihidangkan
dengan porsi lumayan besar dan mengenyangkan. Bahkan saya tidak perlu makan
malam lagi setelah menyantap seporsi Jjang Myeon.
Such a yummy appetizer. Kimchi! :) |
Sebelum makanan kami terhidang di meja,
salah satu mbak pelayan yang lain menghampiri meja kami dengan membawa Kimchi,
jamur krispi, oseng tahu, dan potongan kecil semangka. Mulanya kami berpikir,
jangan-jangan makanan yang dihidangkan ini dikenai biaya tambahan. Setelah
beberapa saat kami mendiamkan makanan-makanan itu, mbak pelayan yang tadi pun
datang membaya Ice Tea ke meja kami.
Saat itulah salah satu dari kami berinisiatif bertanya kepada mbak pelayan
tadi:
“Mbak, ini makanannya harus bayar lagi,
nggak?” tentu saja dengan wajah sedikit malu-malu. Hehehe.
“Oh, enggak, kok.” Kata mbak pelayan.
Kami pun lega dan dengan senang hati menyantap makanan-makanan itu. Lagi-lagi
kami tegaskan, kami adalah mahasiswa apa adanya yang mikir-mikir dulu sebelum
makan karena belum punya gaji. Hehehe.
Yang paling pertama kami coba adalah
Kimchi. Kimchi adalah sawi fermentasi yang berbumbu pedas. Kata Sheilla, yang
sudah berpengalaman makan Kimchi, rasanya enak sekali. Namun, rasa Kimchi untuk
yang masih newbie makanan Korea
seperti saya ini, tentu akan terasa aneh. Sawi ini rasanya masam, pedas, dan
gurih. Sedikit kaget juga saat memasukkan sawi tersebut ke lidah saya yang
belum terbiasa makanan Korea ini. Setelah dikunyah-kunyah rasanya lumayan enak
karena rasa masamnya tertimbun oleh rasa pedasnya. Kalau belum terbiasa, jangan
coba-coba makan Kimchi banyak-banyak, sedikit saja dulu. Pelan-pelan, rasakan
sensasi masam dan pedas di setiap kunyahannya. Ceilah…
Tak
berapa lama kemudian, satu persatu makanan terhidang di meja kami. Kami pun
saling mencicip-cicipi makanan satu sama lain. Dari semua makanan yang
terhidang di atas meja, saya paling menyukai rasa Budae Jjigae milik Okta.
Tentu saja, karena sup ini isinya daging-dagingan dan harganya yang paling mahal
di antara makanan kami yang lain (Rp. 35.000,00/porsi). Selain itu, saya juga
menyukai cita rasa Jjang Myeon yang manis, gurih, dan mengenyangkan. Recommended buat kalian para pecinta
segala jenis mie (seperti saya, hehe). Untuk Shin Ramyeon, rasanya sedikit
mirip mie rebus Jawa, karena di dalamnya selain ada daging dan bakso ikan juga
ada sayuran dan telur yang dicampur dengan kuah mie. Untuk Bolsot Bbimbab,
makanan ini sedikit unik, karena cara memmakan makanan ini adalah dengan
mencampur semua komponennya secara merata.
Bolsot Bbimbab. Highly recommended! :) |
Cara makan Bbimbab ala Rizky, seperti
yang dia sering lihat di drama Korea, adalah dengan dicampur dan diaduk-aduk
sampai nasi dan topping-nya tercampur
rata. Setelah semunya tercampur rata, Rizky pun memasukkan kuah Bbimbab ke
dalam hot-bowl menyatu dengan nasi
yang tercampur tersebut. Namun ternyata, cara makan Bbimbab tersebut salah. Seorang
mas pelayan baik hati memberitahukan cara makan Bbimbab yang benar yaitu, nasi
dan topping sayuran dicampur jadi
satu sampai merata, namun kuah yang berada di mangkuk terpisah jangan
dicampurkan ke dalam campuran nasi tersebut. Kuah tersebut dimakan setelah kita
menyantap beberapa sendok Bbimbab. Kami pun melongo ketika dijelaskan cara
makan Bbimbab oleh mas pelayan baik hati tadi. Ternyata caranya begitu… Hehehe.
Karena Bbimbab Rizky sudah hampir habis
ketika mas-baik-hati menjelaskan perihal cara makan Bbimbab, mas-baik-hati pun
menawarkan bagaimana kalau kami pesan lagi. Mulanya, kami ragu kalau pesanan
Bbimbab kami yang kedua dikenai biaya, namun mas baik hati tadi pun bilang
kalau Bbimbab kedua itu gratis. Akhirnya, Rizky pun setuju Bbimbab-nya ditambah
lagi. Hahaha. Setelah pesanan Bbimbab-kedua-yang-gratis hadir, kami pun mulai
menerapkan cara yang diajarkan mas baik hati tadi. Tada! Ternyata rasa
Bbimbab-nya lebih enak daripada sebelumnya. Hehehe. Yummy!
Narsis dulu. Biasa, kan baru kali ini makan di resto Korea XD |
Setelah kenyang makan dengan porsi lumayan
banyak nan berharga terjangkau, kami pun menyempatkan diri berfoto selfie
beberapa kali. Oh iya, hampir lupa, harga semua makanan yang kami pesan tadi
rata-rata berkisar di bawah Rp. 30.000,00/porsi (kecuali Budae Jjigae). Restoran
yang sangat recommended untuk
dikunjungi bagi kalian yang ingin makan masakan Korea di restoran dengan
pelayanan bagus dan tempat yang nyaman namun harga ramah kantong mahasiswa.
Makanan yang disajikan pun juga sangat enak. Restoran ini tidak ada salahnya
dijadikan tempat nongkrong favorit
sembari menyantap masakan Korea yang menggoyang lidah ketika tanggal muda tiba.
Halah.
Foto selfie pake tongsis. Tongsis = Tolong, Sis... XD |
Anyway,
sebelum kami pulang, Rizki dan Rizky menyempatkan diri berfoto dengan standing character The Heirs. Tentu saja mereka memilih berfoto dengan standing character yang cowok. Ketika mereka dengan alaynya berfoto bersama standing character itu, seorang mbak
pengunjung lain memperhatikan tingkah laku kami lantas menertawakan ke-ndeso-an kami. Sheilla yang awalnya juga
ingin berfoto dengan standing character
pun mengurungkan niatnya karena malu setelah melihat mbak pengunjung yang
tertawa tadi. Kami pun tertawa keras-keras saat keluar dari restoran tersebut.
Benar-benar kelakuan ndeso mahasiswa-baru-pertama-kali-makan-di-restoran-Korea.
Hahaha.
Okay, sekian postingan curhatan-ringan
saya kali ini. Mohon maaf jika tulisan saya garing dan krik-krik. Maklum, sudah
terlampau lama sekali saya hiatus menulis blog, hehehe. Sampai jumpa di
postingan selanjutnya…. :)