Dear Somebody
Outside There,
Hei, bagaimana
kabarmu? Terlampau lama, terhitung tahunan, aku tak pernah bisa melihat senyum
indahmu. Bagaimana kabarmu merantau di kota besar? Kau menikmatinya bukan?
Semoga Tuhan melindungi setiap langkahmu selalu. Bagaimana kehidupanmu disana?
Menyenangkan? Pemandangan indah dan makhluk-makhluk lembut yang konon terkenal
kecantikannya karena nenek moyangnya dari keturunan kerajaan Cina, amat
bertebaran disana bukan? Bagaimana imanmu? Apa kau tergoda? Maaf bukan maksudku
lancang, hanya sekedar ingin tahu banyak tentang dirimu….
Entah mengapa
akhir-akhir ini aku selalu teringat dengan postur tegap mu. Dengan senyuman
ramahmu. Dengan pandangan binaran matamu. Yang selalu aku cari di sela-sela kerumunan
manusia di suatu tempat awal dan akhir. Kita bertemu di waktu dan tempat yang
salah. Seharusnya ini tidak terjadi! Tapi karena ketololanku, aku memaksa
takdir untuk mendesain peristiwa ini sedemikian rupa.
Aku tahu kita
tak pernah saling bicara satu sama lain. Bahasa antara kita hanya pandangan
mata spontanitas yang buru-buru dialihkan ke objek lain. Bahasa isyarat binaran
matamu yang memandangku, dan aku tahu itu walaupun kautahu bahwa aku tak pernah
sekalipun menatapkan mataku ke binaran matamu. Tapi aku punya sudut mata…
Senyum indahmu saat kau memandangku, yang selalu membuat desiran darahku melaju
dengan kecepatan satuan knot. Yang selalu memberikan sensasi angin dingin di
musim salju. Kau menciptakan kupu-kupu di dalam perutku, seperti kata orang
Amerika bilang….
Kau tahu? Lima
tahun berlalu tapi siluetmu tak pernah beranjak dari singgasana alam bawah
sadarku. Susah payah aku mengusirnya… tapi saat keadaan kosongku dominan, kau
kembali menempati relung jiwaku yang kosong!
Tapi kenapa? Kenapa dalam pikiran kosongku hanya ada siluetmu? Kenapa
selama bertahun-tahun terakhir siluetmu seakan menjelma menjadi hantu bawah
sadarku? Kenapa setelah kau tak pernah terlihat dalam wujud kasarmu, postur
siluetmu selalu hadir di kala otakku dalam keadaan Beta dan mataku terpejam…
Hanya ini yang
bisa kutuliskan. Memang, aku tak pandai merangkai kata-kata untuk melukiskan
emosi ini. Tapi semoga saja kau yang ada disana menyadari ini. Getaran alamiah
yang tersalurkan lewat kekuatan telepati kimiawi, yang seharusnya telah sampai
detik ini ke rongga jiwamu… Yang bagaikan kode-kode biner melesat melalui
gelombang elektromagnetik kasat mata. Yang sewajarnya otakmu menerima respon
kimiawi ini dan secara inisiatif membuka pesan yang tujuannya tak bertuan ini….
Dan hei mungkin salah satu dari pembaca ini adalah dirimu... Aku selalu menunggumu di
tempat yang sama…
Sincerely, You know who I am :)
*Tebaklah ini Fiksi atau Nyata? ...... hehehehe *
Sebuah surat kerinduan yang sangat indah .....:) aku sampai menitikkan air mata .....aku merasa kau mewakili diriku untuk menuliskannya untukku, karena aku merasakan apa yang ku rasakan. Dengan kalimat "aku selalu teringat dengan postur tegap mu. Dengan senyuman ramahmu. Dengan pandangan binaran matamu" mengingatkanku pada sosok yang kucinta. Jika kau terpisah karena dia merantau di negri Cina (jika kau tak salah tangkap) , kami terpisah karena ia sudah tenang bersama pemiliknya. Tapi rasa rindu itu sama . -"Senyum indahmu saat kau memandangku, yang selalu membuat desiran darahku melaju dengan kecepatan satuan knot. Yang selalu memberikan sensasi angin dingin di musim salju. Kau menciptakan kupu-kupu di dalam perutku, seperti kata orang Amerika bilang…" - i love those sentence .... - Aku suka gaya penuturanmu, tidak kaku tapi tidak juga biasa, benar-benar seperti keluar dari hati, sebuah catatan pribadi. Aku sangat menikmatinya . No words to say ...., you are a good author ---- i love your work :) - Good job, great done :)
BalasHapusmakasih kak :))
Hapus