Buka Bersama adalah acara yang serasa menjadi
trending topic seantero Indonesia jika telah memasuki bulan Ramadhan. Yap, ada
yang buka bersama bareng temen sekantor, ada yang buka bersama bareng temen
satu kelas di sekolah, ada yang buka bersama antar bermacam-macam klub, ada
yang buka bersama satu angkatan di kampus, ada yang buka bersama satu keluarga,
dan ada juga yang buka bersama satu kampung. Nah mungkin yang saya sebutkan di
atas terlalu mainstream, biasanya kalau yang anti-mainstream itu buka ‘bersama’
di masjid dengan tujuan supaya dapet takjil gratis -_-.
Pun tidak ketinggalan pula kami. Iya, kami
adalah para manusia-manusia yang mengikuti trend buka bersama di penghujung
bulan Ramadhan ini. Biasanya semakin mendekati akhir Ramadhan agenda buka
bersama serasa mengejar-ngejar laksana debt collector yang sedang nagih utang.
Yang buber angkatan kampus lah, yang buber klub apaan lah, yang buber ini lah,
itu lah, mana sekarang sedang tanggal tua. Kalau lagunya Vidi Aldiano itu
Cemburu Menguras Hati, nah kalau buber di penghujung bulan Ramadhan yang
bertepatan dengan tanggal tua menuju tanggal muda, kalau dibikin lagu pasti
judulnya Buber Menguras Dompet. Pasti pada setuju, kan? Harus setuju! Huehehe.
Nah, hal itu pula yang (mungkin) sedang
terjadi pada kami. Kami dengan tertatih-tatih harus menghitung satu persatu
uang kami supaya tidak defisit akibat agenda buber yang kian hari kian menumpuk
(ini kenapa malah jadi curhat sih, elaaahhh). Dan, daripada terlalu lama saya mengumbar
elegi menjelang buber dan yang pasti gak akan selesai-selesai kalau tidak
segera dihentikan, lebih baik kita menuju ke topik utama, hehehe.
Kemarin, tanggal 29 Juli 2013 adalah hari
spesial dan mengesankan menurut saya. Yap, hari Senin kemarin adalah acara Buka
Bersama satu angkatan untuk Kasmaji 2012 yang dibalut dengan Temu Kangen (kata
admin @kasmaji12 sih gitu, hehe). Yup, pada postingan kali ini saya ingin
membuat postingan tentang acara buber yang emang tidak biasa ini. Tapi
sebelumnya, mari kita flashback dulu.
Nah, sewaktu undangan buber satu angkatan
ini menyebar laksana radiasi nuklir di seluruh jejaring sosial, mulai dari
twitter, facebook, whatsapp, line, dan SMS, saya pun mendadak galau. Bukan
galau karena mau ketemu mantan gebetan. Bukan, bukan itu (lagian juga gak ada
gebetan ataupun mantan gebetan). Tapi galau karena harus menganggarkan uang
lagi. Iyalah, soalnya saya sudah terlanjur menganggarkan mau ikut Seminar
Internasional sama Bedah Buku #UdahPutusinAja-nya Felix Siauw hehe. Maka dari
itu saya harus benar-benar berhati-hati dalam pengeluaran akhir bulan saya ini,
hmmm. Saya bingung dan galau mau ikut buber Kasmaji atau enggak. Maka dari itu
saya pun meng-SMS dan me-Whatsapp teman saya (bukan sekelas waktu SMA), sebut
saja A dan I, keduanya cewek, satu universitas juga.
Pertama-tama saya meng-SMS dan me-Whatsapp
si I, saya tanya dia, apakah dia mau ikut buber atau tidak. Kenapa saya SMS I?
Karena biasanya anak ini yang paling semangat kalau ada acara makan-makan,
buber, ketemu temen, dan sejenisnya, hehe. Makanya saya memberanikan diri
meng-SMS I dengan tujuan mendapatkan jawaban se-obyektif mungkin (dan juga cari
barengan berangkat hehehe). Nah, pucuk dicinta ulam pun tiba, dia pun mereply
Whatsapp saya, dia jawab: “Enggak ah, Mus. Aku lagi males, lagi ngurusin Osmaru
juga”. Kemudian saya reply lagi, saya bujuk dia supaya ikut: “Ayolah, nanti
kita kan bisa ketemu temen-temen,” dengan nada mengiba. Tapi dia tetep kekeuh
tidak mau ikut buber. Yasudahlah, akhirnya saya pun berganti me-Whatsapp si A.
Dan, sialnya, dia juga tidak mau ikut. Hiks, dia hanya berencana ikut buber
dengan teman-teman sekelasnya waktu kelas sepuluh saja. Karena mendapat jawaban
seperti itu, laksana teori konformitas dalam buku David G. Myers, saya
memutuskan mending gausah ikut buber aja (dengan perasaan masih ngganjel).
Di tengah kegalauan itu, saya pun
membuka-buka facebook dan twitter, sama mau ngecek notifikasi atau siapa tahu
ada yang mention akun twitter saya gitu hehe. Karena tidak ada yang mention saya,
saya pun buka-buka home twitter, baca-baca tweet-tweet following saya. Nah,
tiba-tiba mata saya tertumbuk pada tweet-tweetnya @kasmaji12. Tweetnya berisi
ajakan supaya teman-teman pada ikut buber. Bukan ajakan biasa, tapi dengan
selipan tweet-tweet melankolis ala @kasmaji12 hehe. Sepanjang malam itu mereka
mengetweet kata-kata mutiara menyentuh hati, yang semakin menambah kegalauan
saya. Saya pun ingat, saya juga pengen banget ketemu temen-temen saya yang
merantau, karena udah lama gak ketemu, lagipula ketemu satu angkatan kapan lagi
kalau bukan pas acara itu? Kemudian saya pun SMS temen-temen sekelas saya waktu
kelas 12, dan ternyata mereka banyak yang ikut! Maka akhirnya saya pun
memutuskan untuk ikut buber, hehehe (konformitas lagi -_-).
The day comes closer. Tibalah hari itu,
hari Senin tanggal 29 Juli 2013. Karena di undangannya tertulis dimulai pukul
16.00, saya berangkat dari rumah pukul 15.30, setelah sebelumnya menunaikan
sholat Ashar di rumah. Saya berangkat dengan mengendarai motor sambil membawa
whatthefun tikar ini, karena memang per kelas disuruh bawa tikar buat duduk
sekelas. Oh iya hampir lupa, karena acaranya ada di pelataran SMA saya yang
biasanya dipakai untuk upacara, maka memang perlu tikar sebagai alas duduk
secara lesehan.
Tibalah di SMA saya, saya lihat sekilas,
masih lengang. Terlihat masih belum ada persiapan sama sekali di pelataran SMA,
hanya ada beberapa anak laki-laki berusia 17-an sedang bermain basket di
pelataran dan beberapa adik-adik SMA yang masih duduk-duduk nongkrong di
gerbang depan, (mungkin) sambil menunggu jemputan. Saya merasa absurd karena
repot banget bawa tikar ini, maka saya pun memutuskan menunggu di depan SMAN 2
Solo yang terletak bersebelahan dengan SMA saya. Saya SMS-an sama temen saya,
eh malah ada yang masih di rumah, ada yang masih mandi, dan bahkan ada yang
belum mandi. Hmm, padahal jam sudah menunjukkan pukul 15.55, tapi tanda-tanda
kalau bakal diadakan acara buber masih belum nampak terlihat. Hmm… memang
ternyata bukan waktu SMA saja saya datang terlalu pagi dan yang paling awal,
waktu buber pun saya juga datang paling awal (untuk kategori peserta a.k.a tamu,
maksudnya), saya kira jam segitu sudah open mic atau apalah itu namanya,
ternyata belum ada sama sekali. Saya sempat su’udzon, kalau jangan-jangan saya
dikerjain, atau jangan-jangan ada jarkom dadakan yang menginfokan kalau tempat
buber dipindahkan tapi saya gak dapet jarkom, bzzzz.
Kemudian saya pun memindahkan motor bersama
whatthefun tikar saya ini ke depan gerbang Smansa. Waktu berjalan sangat cepat,
sudah pukul 16.15. Tapi teman-teman saya yang memang tergolong kategori
ngareters deadliners masih belum terlihat batang hidungnya. Panitia sudah satu
persatu melakukan persiapan awal, baru menggelar tikar -_-. Saya menunggu di
motor, ketemu Anggra, tapi kemudian si Anggra main ke SSCI (tempat les) karena
masih sepi. Dan alhamdulillah, tak lama berselang datanglah AJ, kemudian
datanglah Luthfi, kami bertiga duduk-duduk di depan gerbang sembari menunggu
panitia menyelesaikan pendekorasiannya. Tak lama datanglah Upik a.k.a Ulfah.
Kemudian Endah, Novian dan Isti, lalu kami pun memarkir motor bersama-sama di
parkiran dalam Smansa. Rasanya berasa balik SMA lagi karena parkir di parkiran
itu :’). Hiks.
Di halaman Smansa pun sudah penuh
teman-teman yang saling melepas kangen dan rindu. Saling berbagi cerita,
bercanda, mengulang kekonyolan semasa SMA, saling berpelukan (cewek sama cewek
lho ya, kalo cewek sama cowok bukan mahram -_-). Udah berasa reuni beneran ini,
padahal baru aja setahun gak ketemu, tapi berasa lamaaaaaa banget. Itulah, We
may have so many new friends, but old friends are unreplaceable. Karena acara
menggelar tikar, dan panggung sederhana di bawah beringin keramat Smansa yang
terkenal seantero Solo itu (lebay banget! :p) sudah selesai ditata, kami pun
duduk di tikar sembari menunggu kedatangan teman-teman yang lainnya. Yap,
suasana nostalgia mengulang masa SMA pun terasa, duduk lesehan beralaskan tikar
sederhana beratapkan langit senja yang hampir beranjak petang. Walaupun kami
tidak duduk di atas kursi empuk hotel, restoran mewah ataupun kapal pesiar,
tapi kami sudah cukup bahagia mengadakan acara di halaman sekolah kami yang
selalu kami rindukan suasananya. Kami (para cewek) saling berdesas-desus
(kebiasaan jaman SMA) mengomentari penampilan masing-masing teman kami. Ada
yang dulunya biasa aja sekarang tambah gemuk makmur bahagia sejahtera, ada yang
dulunya gemuk kemudian jadi lebih kurusan walaupun dikit, ada yang udah gemuk
dari dulu sekarang tambah bengkak, dan ada pula yang dulunya udah kurus
gara-gara kuliahnya berat kali ya jadi semakin kurus (no offense pokoknya dah
:p). Tapi ada juga yang badannya masih tetap sama semenjak lulus sampai
sekarang. Kami saling berhaha-hihi menertawakan penampilan masing-masing,
benar-benar mengulang kekonyolan masa SMA :).
Pertama-tama acara dibuka oleh MC
dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia, Burhan. Kemudian setelah itu
datanglah dua MC kocak itu, Faisal dan Ivan, bersamaan dengan itu datang
bergelas-gelas teh hangat dan makanan pembuka a.k.a dessert (sok American style
nih saya -_-). Karena sudah waktunya berbuka kami pun minum teh dan makan
ditemani dengan dagelan srimulat ala stand up comedy dua MC yang lawakannya
bikin keselek orang makan hahaha.
Setelah makan dessert sebagai ritual
pembatalan puasa, kami pun menuju ke dalam Smansa untuk melakukan sholat Maghrib
di masjid yang selalu saya rindukan :’). Memasuki bagian dalam Smansa memang
tidak banyak berubah, hanya warna cat-nya saja yang terlihat semakin mengkilap,
karena baru saja dicat ulang. Seperti biasa, suasana sekolah berwarna hijau
muda itu selalu bersih dan tamannya tampak asri terawat :’). Bener-bener kangen
Smansa!!! :”””)). Masjid pun juga tak banyak berubah, masih dengan karpet hijau
tua dengan tempelan lakban hitam supaya shofnya lurus. Masih dengan tempat
wudhu berubin hijau, masih dengan lemari mukena yang tempatnya belum dipindah
lagi semenjak saya lulus. Masih dengan perpustakaan masjid yang tempatnya masih
di situ hehehe. Rindu saat-saat sholat Dhuha, Dhuhur, dan Ashar di sana :’).
Rindu saat-saat menjelang ujian selalu nongkrong di mushola, belajar sama
temen-temen :’). Yap, masjid akhwat di lantai dua sedangkan masjid ikhwan di
lantai bawah. Suasana Smansa senja itu yang biasanya tampak seram karena
bangunannya yang memang bekas rumah sakit Belanda, tapi pada saat itu serasa
memutar selaksa memori saat berjalan dan memandang koridor kelas, malah terasa
syahdu hehehe.
Setelah kami selesai menunaikan sholat
Maghrib kami pun kembali ke pelataran Smansa untuk menikmati hidangan berbuka
puasa lagi. Dan, makanan kedua adalah…. *drums roll* SOP! Haha, saat beberapa
petugas catering berseragam merah membagikan sop, saya pun berkata dalam hati, ini berasa di tempat mantenan ya, hehehe.
Sembari makan kami pun dihibur dengan alunan musik akustik. Pertama, mereka
menyanyikan lagu bahasa Jawa, saya gak tahu judulnya dan kemudian lagu kedua
mereka menyanyikan Lucky, lagunya Jason Mraz ft. Colbie Caillat. Setelah
akustik selesai, sambil menunggu adzan Isya’, dua MC kocak kembali lagi ke atas
panggung dengan menampilkan stand up comedy yang membuat kami tertawa
terpingkal-pingkal sampai sakit perut. Satu komentar untuk lelucon mereka,
KERAS! Leluconnya keras sekali, dari yang nyindir-nyindir panitia lain,
nyindir-nyindir peserta, saling membuat lelucon untuk para peserta lainnya, dan
jenis-jenis banyolan yang membuat teman yang duduk di samping saya tertawa
terpingkal-pingkal sampai adzan Isya’ berkumandang, hahaha. Kemudian acara
dipending sejenak untuk menunaikan sholat Isya’.
Oh iya satu dagelan yang saya ingat adalah
saat MC mengangkat tinggi-tinggi sebungkus tahu tuna yang katanya asli Pacitan
itu sembari berseru (bahasa yang semula bahasa Jawa sudah dialihbahasakan)
“Siapa yang mau tahu tuna Pacitan, ayo
ngacung!” tak lama kemudian ada seorang cewek dari kejauhan mengangkat tangan,
kemudian disuruh maju oleh peserta, cewek itu bernama Vita.
“Ini tahu tuna dari Izat, lho” sang MC
berkata.
Tiba-tiba si Vita nyeletuk kepada MC-nya:
“Lha Izat nya mana?”
Kemudian MC pun mulai melancarkan dagelannya:
“Lha kamu sebenernya mau tahu tunanya apa mau Izat-nya?” Eaaaaaa seluruh
penonton langsung menyoraki sambil tertawa terpingkal-pingkal.
Kemudian MC pun memangil Izat: “Zat, kamu
ke sini dong!” Izat pun maju. Pada saat itu juga dua MC kocak itu berlari
meninggalkan dua orang itu di depan dan membiarkan mereka berdua kebingungan
sambil tersenyum malu di depan ratusan kepala yang tertawa terpingkal-pingkal
melihat ulah duo-MC dan dua korbannya itu. Suasana Smansa malam itu riuh
memecah jalanan Monginsidi yang sudah mulai lengang.
Setelah selesai melakukan sholat Isya’,
saatnya kami makan besar sembari dihibur dengan musik-musik akustik, mereka
menyanyikan lagunya Gigi yang religi (saya lupa judulnya), kemudian lagunya Mr.
Big – To be With You, Chrisye – Kangen, dan kemudian Payphone-nya Maroon 5.
Mereka yang nyanyi tentu saja suaranya bagus-bagus membuat suasana acara buber
beratapkan langit malam berhiaskan bintang gemintang semakin syahdu hehehe.
Kemudian dilanjut dengan acara stand up
comedy lagi dan pembacaan quote-quote anak Kasmaji 2012 yang sudah mengirimkan
quotenya ke akun twitter @kasmaji12. Sang MC pun memilih empat quote terbaik
yang kemudian disuruh maju ke depan untuk bermain game. Gamenya ala-ala Eat
Bulaga dan itu absurd banget. Hahaha. Permainan ini terdiri dari dua orang
saling berhadapan, salah satu bertugas menebak kata-kata dan menanyakan cluenya
dan yang lain hanya boleh menjawab: “iya”, “tidak”, “bisa jadi”. Karena gak
punya topi kayak Eat Bulaga maka mereka hanya pakai selembar kertas dengan
ditulisi kata-kata kemudian MC memegangi kertas itu di atas kepala anak yang
disuruh menebak kata itu. Permainan itu sukses membuat tertawa
terpingkal-pingkal karena tingkah para pemainnya yang sama absurd-nya dengan MC
nya hahaha. (Aduh maaf ya mas MC, hehehe). Permainan Eat Bulaga itu bersamaan
dengan es buah yang dikeluarkan pada penghujung acara (benar, positif! Mirip
acara mantenan :D).
Acara selanjutnya dilanjut dengan kesan
pesan salah satu perwakilan Kasmaji yang dipanggil oleh MC, kemudian acara
ditutup dengan penampilan ‘band’ paling bikin ngakak, karena sumpah gemblung,
gendeng, dan wuedyaaan banget! Hahaha. Kenapa gemblung? Karena mereka
menampilkan ‘band’ dengan ‘alat musik’ ala kadarnya. Iya, ala kadarnya. Karena
alat musik mereka terbuat dari kardus! Gitar dan drum yang terbuat dari kardus
dan masih mending kalo bentuknya masih kaku, lha ini, udah letoy gitu
kardusnya. Sampai temen-temen semuanya pada ngakak-ngakak saking lucu banget.
Nah, kalau alat musiknya dari kardus, pasti gak bisa bunyi, kan? Iya maka dari
itu, mereka pakai musik dari laptop yang dicolokkan ke speker. Hahaha. Iya,
benar sekali, LIPSYNC ala dagelan hahaha. Nah, musik pun dinyalakan dari laptop
pastinya, sang gitaris gadungan pun beraksi sok-sokan main gitar ala gitaris
professional, tentu saja dengan gitar kardusnya hahaha XD. Kemudian drummer
gadungan juga sok-sokan beraksi layaknya drummer sungguhan, dan lucunya bisa
pas gitu sama musiknya hahaha. Pada saat musik yang genrenya rock cadas itu
mengalun dan para musisi lipsync beraksi menggila di depan ratusan kepala yang
terperangah antara takjub dan geli, tiba-tiba musiknya tersendat-sendat dan
berhenti, karena colokannya tidak tercolok dengan pas. Sontak semua penonton
tertawa terpingkal-pingkal, saya pun sampai sakit perut gara-gara terlalu lama
ketawa. Eh, tapi walaupun musiknya lipsync tapi mereka nyanyinya enggak lipsync
lho, hahaha. Kemudian lagu pun diulang lagi, sampai selesai dan seluruh
penonton riuh menyoraki dan bertepuk tangan untuk ‘band’ dagelan ini. Hahaha.
Kemudian setelah lagu pertama selesai,
mereka melanjutkan dengan bernyanyi lagu absurd sedunia. Bagaimana gak absurd?
Masalahnya, mereka berganti genre dari cadas ke dangdut koplo ala OM SERA. Mana
pembukaannya ala-ala pertunjukkan dangdut koplo di alun-alun kabupaten gitu. Hahaha
XD.
“Semuanya yang di sini yang di sana mari
bergoyang yoookk…” kurang lebih seperti itu, saya juga gak begitu denger sih
hehehe ._.v
Mereka
menyanyikan lagu dangdut koplo, kalau gak salah denger judulnya Terminal
Rejosari. Saat musik dangdut koplo mengalun, semula mereka (pemain ‘band’) yang
berperilaku cadas langsung berubah joget-joget dangdutan koplo. Benar-benar
menggila kayak nonton konser dangdut koplo. Mana beberapa cowok ada yang ikut
maju ke depan bertingkah ala-ala tukang sawer masukin duit ke bajunya pemain
‘band’ atau ngelempar-lempar uangnya ke para pemain ‘band’ wahahahaha. Semua
penonton tertawa terpingkal-pingkal saking lucunya tingkah mereka yang wuedyan
banget hahaha. Haduh buber kali ini gak kenyang sama makanannya tapi malah
kenyang sama dagelannya. Acara pun ditutup pada pukul 21.00 karena sudah
diultimatum disuruh pulang sama Pak Yamto penjaga sekolah hahaha XD.
Oke, mungkin cukup segini dulu postingan
saya kali ini karena udah panjang banget kayak cerpen. Oh iya, hari ini jam
14.00 saya mau ikut workshop nulis bareng @shitlicious di Amarelo Hotel, deket
Matahari Singosaren, Jl. Gatot Subroto. Insya Allah besok akan saya posting
pengalaman saya ikut workshop nulis yang notabene saya baru pertama kali ikutan
workshop nulis hehehe. Okay, see ya to the next post… :)
P.S: Foto menyusul ya guys, soalnya gak
punya dokumen fotonya hiks :’(
P.S.S: Bagi yang belum tahu, dagelan itu
artinya guyonan, lelucon.