Janganlah engkau bimbang
Sampaikan salam rindumu kepada
Yang Maha Penyayang
Menguntai ke langit, membumbung
tinggi, menembus bintang gemintang
Duhai, rindu…
Selalu saja urusan itu membuat
ribuan raut wajah berubah sendu
Membuat jutaan pasang mata berair
menangis tersedu
Hanya karena rindu…
Rindu pada dirinya yang jauh di
sana…
Oh, Sayang…
Bukan karena aku seorang pujangga
Yang mampu merangkai sejumlah
kata menjadi barisan kalimat penuh makna
Barisan kalimat yang serasa
mendekap sukma
Mencairkan bekunya jiwa…
Dan bukan karena aku seorang
penyair
Yang mampu mendendangkan kidung
rindu dalam syair
Syair yang serasa menyibak tabir
Tapi, Sayang…
Aku hanyalah seorang hamba
Yang hanya mampu mencurahkan
gulana hanya kepada-Nya
Biarkan Dia yang mendesain
semuanya
Karena janji-Nya itu nyata…
Menunggu datangnya ‘Sepotong Hati’
dalam hidupmu
Bersabarlah… karena Tuhan sungguh
tahu
Siapa yang sedang kau tunggu
Siapa yang sedang kau rindu…
Oh tetapi, Sayangku…
Janganlah tergesa-gesa…
Jangan biarkan perasaan itu
meluber kemana-mana
Jalani saja hidupmu dengan
semestinya
Menunggulah dengan ikhlas dan
lapang dada…
Teruslah senantiasa perbaiki diri
Mengabdi untuk mengharap ridho
Ilahi
Jalani kehidupan dengan rendah
hati
Karena janji-Nya itu pasti
Tak ada yang bisa mengingkari…
Teruntuk ‘Sepotong Hati’-ku nun
jauh di sana…
Inspired by: “Sepotong Hati yang
Baru” – Tere Liye
P.S: Efek setelah menyelesaikan
membaca Sepotong Hati yang Baru-nya Tere Liye. Tiba-tiba inspirasi bikin puisi
aneh ini langsung mak cling! Akang Ilham dan Pakde Wangsit datang membawa berkah
:D
P.S.S: Puisi nya emang bukan
ala-ala Chairil Anwar gitu ya, tapi sejak SMP memang saya suka banget bikin
puisi. Jadi inget waktu SMP pernah bawa buku notes kumpulan puisi (made by
myself) ke sekolah. Tiba-tiba langsung diambil pak guru saya,
dibaca-baca -___-. Mana isi puisinya… ya gitu… absurd-ers galau-ers. Mana saya
malu banget waktu itu gara-gara pakai adegan rebutan dulu sebelum pak guru
berhasil mengambil dan membaca SEMUA isinya! *ini kenape malah curhat sih, Mus.
Ealah!
P.S.S.S: Makasih udah baca puisi
absurd eike ya, bok! :p *ketjup basah para pembaca :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar