Teringat
postingan saya di penghujung 2016 lalu mengenai daftar buku-buku yang berhasil
saya selesaikan tahun itu. Sebenarnya, di penghujung tahun ini pun saya ingin
menulis topik yang sama. Sayangnya, tahun ini buku yang saya baca sungguh
amatlah sedikit. Jauh dari target yang saya buat. Hiks….
Kemalasan saya
membaca–ditambah stok bacaan yang kian menipis–berbanding lurus dengan
kemalasan saya meng-update postingan blog ini. Sebenarnya, sih, ingin
curhat lebih panjang. Tapi saya tahu diri, mengingat postingan ini saya
dedikasikan untuk menutup penghujung tahun 2017 yang tinggal menghitung hari
lagi.
Well,
selama mengisi waktu luang menyapu penat selepas kerja, sebagai pengganti dari
membaca buku, saya menonton lumayan banyak drama korea. Genre drama korea tahun
2017 sungguh terlalu menggoda untuk dilewatkan begitu saja. Genre hukum,
kriminal, dan thriller banyak bertebaran di tahun ini, membuat saya
semakin bersemangat. Hingga setiap saya berniat membuat ulasan drama berkesan
pasca menamatkannya, hanya berakhir menjadi sebuah rencana belaka. Hiks….
Anyway,
sebenarnya postingan ini terpikir setelah beberapa teman berulangkali meminta
rekomendasi drama korea pada saya. Pikir-pikir daripada besok atau lusa saya
capek ngomong saat ada teman yang meminta rekomendasi drama korea, lebih baik saya
suruh baca ini saja. Di situ kadang saya merasa menjadi pakar dalam dunia
per-dramakorea-an. Huehehe.
Baiklah, berikut
drama-drama berkesan dan sayang untuk dilewatkan di sepanjang tahun 2017, versi
saya. Check them out!
Defendant
(피고인)
[source] |
Sejak menonton Kill
Me Heal Me, saya terpikat dengan akting Ji Sung ahjeossi (yang sudah
beristri). Namun, sebenarnya bukan semata aktornya saja. Saya tertarik karena
drama ini bercerita tentang seorang jaksa, Park Jeong-woo (Ji Sung), yang
difitnah membunuh anak dan istrinya sehingga harus menjadi pesakitan selama
berbulan-bulan dalam penjara. Bahkan dalam keadaan stress pascatrauma (PTSD), tinggal
menunggu waktu saja untuk divonis hukuman mati.
Drama ini
menurut saya keren. Bikin saya geregetan maksimal, terutama dengan antagonisnya
yang level psikopatnya tingkat dewa. Selain itu, dia juga punya kedudukan
tinggi yang bisa melakukan apapun bahkan menghalalkan segala cara untuk membuat
dirinya lolos dan menghancurkan kehidupan Park Jeong-woo.
Selama menonton
ini, seperti biasa, saya susah berhenti. Tipikal drama korea, selalu bikin
penasaran untuk lanjut ke episode selanjutnya di setiap ending-nya. Drama
ini cenderung serius, karena setiap episode selalu penuh dengan konflik, bahkan
ada bumbu-bumbu drama keluarga yang membuat saya berkaca-kaca. Bagi kalian yang
penyuka tema sejenis dan belum sempat menontonnya, drama ini sungguh sangat
direkomendasikan!
Tunnel
(터널)
[source] |
Barangsiapa
sudah pernah menonton Signal (2016), pasti bakal penasaran dengan drama satu
ini. Sama-sama bergenre kriminal-fantasi, kasus yang jadi titik tolak
permasalahannya pun hampir sama. Lagi-lagi, mengenai kasus pembunuh berantai
yang meresahkan di tahun 1980-an.
Bercerita
tentang Park Kwang-ho (Choi Jin-hyuk) seorang detektif yang menangani kasus
pembunuhan berantai sejumlah wanita di tahun 1986. Suatu malam, ketika Park
Kwang-ho sedang mencoba menelusuri jalan-jalan sekitar tempat kejadian perkara,
matanya menangkap sosok lelaki berusia 20-an, tinggi sedang, dan berpakaian
hitam bertudung sedang merokok di dalam terowongan. Park Kwang-ho terkesiap,
teringat bahwa profil pembunuh berantai yang belakangan didiskusikan bersama
timnya sesuai dengan lelaki mencurigakan tersebut.
Tanpa pikir
panjang, Park Kwang-ho berteriak dan mengejar lelaki misterius itu. Park
Kwang-ho berhasil menarik jaket lelaki itu, hingga mereka berdua terjungkal,
dan saling bergulat satu sama lain. Park Kwang-ho limbung kehilangan kendali,
si lelaki misterius berhasil menguasai pertarungan, hingga akhirnya Park
Kwang-ho pun jatuh tersungkur akibat pukulan batu si lelaki misterius itu.
Park Kwang-ho
tidak mati, hanya pingsan. Sayangnya, ketika kesadarannya pulih dan berusaha keluar
dari terowongan untuk mencari si lelaki misterius tadi, Park Kwang-ho telah
berada di dunia yang sama sekali berbeda. Ia masih tetap di kota dan negara
yang sama, namun angka tahun pada kalender melompat 30 tahun lebih cepat. Ia
terjebak di tahun 2017.
Drama ini keren
juga, karena nggak terduga banget! Saya kadang-kadang jadi kesel sendiri karena
selalu salah menduga pembunuhnya. Selain amat sangat mendebarkan, konflik
keluarga di drama ini juga dapet banget. Bahkan saya merasa empati dengan
istrinya Park Kwang-ho. Gila aja, manten anyar baru beberapa minggu, sudah
ditinggal suami tugas. Eh, lha kok suaminya tiba-tiba hilang tak diketahui
rimbanya. Bahkan kondisi si istri sedang hamil anak pertama mereka. Istrinya
ikhlas banget pula. Jadi nggrantes. Hiks.
Ending
drama ini membuat saya terharu. Banget! Bikin bahagia setelah
berepisode-episode selalu deg-degan dan geregetan. Bagi yang belum nonton, saya
merekomendasikan drama ini sama seperti Defendant, really
absolutely officially recommended-to-watch!
Voice
(보이스)
[source] |
Berhubung tahun
2017 adalah tahun hype-nya genre kriminal-thriller di drama
korea, lagi-lagi saya merekomendasikan drama dengan genre serupa. Voice
bercerita tentang Mo Jin-hyuk (Jang Hyuk) yang istrinya dibunuh oleh seorang
pembunuh berantai psikopat. Cara membunuhnya lumayan sadis dan tidak pantas
ditonton oleh penderita penyakit kardiovaskuler (dan wanita hamil).
Dendam kesumat
Mo Jin-hyuk dengan psikopat misterius itu terus dipeliharanya hingga ia bertemu
dengan Kang Kwon-joo (Lee Ha-na) yang bekerja di divisi call center
kepolisian. Kang Kwon-joo ini punya kemampuan unik yaitu dapat mengenali dan
membuat profil suara, mulai dari benda hingga manusia. Bahkan lewat suara pun,
Kang Kwon-joo bisa memperkirakan ukuran benda, bentuk benda, jarak, dan, kalau
itu manusia, usianya. Mo Jin-hyuk dan Kang Kwon-joo pun bekerja sama mengungkap
semua kasus kejahatan dan menangkap psikopat pembunuh yang telah merenggut
nyawa istri Mo Jin-hyuk dan ayah Kang Kwon-joo.
Drama ini keren
banget juga! Kalau nggak keren, tentu nggak akan saya tulis di sini. Sama-sama
bikin mendebarkan dan pemecahan kasusnya selalu membuat penasaran. Episode yang
paling berkesan adalah episode tentang seorang anak yang dikejar-kejar ibu
angkatnya yang depresi. Kalau nggak salah episode 2. Episode ini sungguh bikin
saya merinding dan tercekam ketakutan maksimal! Saya sungguh mengapresiasi
akting si anak kecil teraniaya tersebut. Saya bahkan bisa ikut merasakan
kengerian ketika anak tersebut bersembunyi di dalam mesin cuci sambil menekan luka
tusukan pisau ibu angkatnya, supaya darahnya tidak mengucur deras. Ia
bersembunyi setelah dikejar-kejar oleh ibu angkatnya yang berteriak
kesana-kemari sembari mengacung-acungkan pisau dapur.
Saya memprediksi
bahwa anak ini akan menjadi aktor berbakat kelak di masa depannya. Hebat!
Keren! Bahkan akting kesakitan dan ketakutannya itu natural banget! Sampai saya
seperti terbawa dalam situasi tersebut dan merasakan hal yang sama.
Pokoknya, tanpa
berpanjang-lebar lagi, Voice juga pantas masuk dalam list
tontonan drama korea kalian! Serius!
Chief
Kim (김
과장)
[source] |
Setelah
berdebar-debar ria dengan ketiga drama kriminal-thriller di atas, maka
pantas rasanya untuk sedikit rileks melemaskan otot jantung. Tenang, drama kali
ini bukan genre kriminal yang membuat ngeri dan mencekam. Justru drama ini
adalah kebalikannya. Kalian akan ngakak sampai terjengkang jika menonton drama
ini. Ya benar, genre drama ini komedi. Seratus persen komedi, tanpa romance,
namun lucunya tetap maksimal!
Chief
Kim
bercerita tentang kebusukan dunia korporasi Korea, namun dikemas dengan konflik-konflik
konyol mengocok perut. Adalah Kim Seong-ryeong (Nam Goong-min), seorang akuntan
ahli penggelap pajak yang setiap setahun sekali selalu diperiksa Kepolisian
Gunsan terkait dugaan penggelapan pajak. Namun gilanya, Seong-ryeong selalu
dibebaskan karena polisi selalu kekurangan bukti.
Sedangkan di
Seoul, sebuah grup korporasi termashyur, TQ Grup, sedang mencari seorang kepala
divisi operasional bisnis yang baru setelah kepala yang lama terbaring koma di
rumah sakit. Kepala lama tersebut adalah saksi kunci dari segala kebobrokan
kondisi keuangan seluruh anak perusahaan TQ Grup. Bisa disimpulkan, ada
konspirasi terselubung dari para eksekutif TQ Grup supaya bau busuk mereka
tidak terendus kejaksaan, kepolisian, dan media di luar.
Mendengar
informasi lowongan kerja tersebut, tentu Kim Seong-ryeong tertarik. Niat awal
Seong-ryeong menjadi pegawai di TQ Grup adalah bisa nilep duit dan segera kabur
ke negara impiannya, Denmark. Namun, ekspektasi tidak seindah realita. Banyak
kejadian-kejadian konyol sekaligus bikin geregetan mengubah haluannya yang
semula niat nilep duit berganti menjadi Pak Berbudi Baik Hati. Semua
konflik-konflik di drama ini diceritakan dengan sudut pandang komedi. Jadi yang
awalnya geregetan campur kesel, berubah jadi ngakak sampai salto akibat
kekonyolan rivalitas antara Kepala Kim Seong-ryeong vs Direktur Seo Yul (Lee
Jun-ho ‘2PM’).
Saya suka banget
drama ini. Ketengilan Kim Seong-ryeong memang sungguh paripurna tiada
tandingannya! Bahkan rasanya pengen nampol kalau kadar ketengilannya di atas
ambang maksimal. Kalau Kim Seong-ryeong itu tengil-tengil lucu, berbeda dengan
Seo Yul yang lebih tengil-tengil licik plus ngeselin. Tengil ketemu tengil,
hancurlah dunia persilatan. Huahaha.
Chemistry
antar pemain juga dapet banget. Saya suka chemistry antara Kim
Seong-ryeong dan Seo Yul; Kim Seong-ryeong dan asisten manajer, Yoon Ha-gyeong;
Kim Seong-ryeong dan pegawai magang, Hong Ga-eun; plus Kim Seong-ryeong dan
anak dirut TQ Grup, Park Myung-seok. Tapi, paling suka tetap chemistry
Kim Seong-ryeong dan Seo Yul. Mereka adalah enemy tapi saling
menyayangi. Part terngakak adalah saat Kim Seong-ryeong mencium pipi Seo
Yul, sampai Seo Yul belingsatan teriak-teriak kesal. Pokoknya kalau dua orang
itu dalam satu scene, nggak bisa nahan ngakak.
Pokoknya sekali
lagi, bagi yang suka drama komedi tapi yang romannya ngga terlalu banyak, saya
merekomendasikan banget-banget-banget drama ini! Selamat ngakak sampai njengkang,
njungkel, nggeblak, dan salto! Wkwkwkwk.
Missing
Nine (미씽
나인)
[source] |
Apakah membaca
judulnya sudah tergambar bagaimana dramanya? Bukan, drama ini bukan bercerita
tentang kerinduan. Drama ini bercerita tentang kehilangan. Namun bukan
kehilangan pacar akibat ditikung sahabat. Genre drama ini bukan romance,
namun thriller.
Sebentar, bukan
detektif-kriminal lagi, kok. Sebab, tokoh di drama ini tidak ada yang berperan
sebagai detektif pengungkap kejahatan. Drama ini bercerita tentang sembilan
penyintas kecelakaan pesawat pribadi yang terdampar di sebuah pulau terpencil
tak berpenghuni. Kesembilan penyintas ini adalah rombongan selebritis yang akan
bertandang ke Tiongkok. Mereka harus berjuang bertahan hidup selama
berbulan-bulan dengan persediaan makanan yang terbatas seraya berharap kapal
nelayan lokal menemukan keberadaan mereka. Namun, masalah mereka tidak hanya
itu saja. Perlahan-lahan segala rahasia yang saling mereka pendam rapat-rapat
terkuak. Mereka harus berjuang untuk bisa lolos dari cengkeraman serigala
berbulu domba, seorang psikopat berdarah dingin.
Drama ini
sungguh mendebarkan juga. Apalagi saat adegan pesawat jatuh. Meskipun
aktor-aktrisnya cakep-cakep semua, mereka didandani super kucel dengan pakaian
compang-camping. Sayangnya, drama ini ratingnya nggak terlalu bagus di Korea
Selatan sana. Padahal, menurut saya, drama ini dibuat dengan totalitas tanpa
batas. Adegan pesawat jatuh masuk ke air saja dibuat tampak sangat nyata. Aktor-aktrisnya
juga maksimal banget aktingnya. Harusnya, drama ini sukses karena ada salah
satu personil EXO, Chanyeol, nyelip di sini.
Saya memang
orang yang mengabaikan rating. Saya selalu nggak percaya sebelum saya lihat
sendiri, baik film atau buku. Saya percaya bahwa drama ini underrated. Coba
kalau drama ini ditayangin di channel TV kabel, semacam OCN atau tvN,
mungkin ratingnya bakal tinggi, deh.
Drama ini keren!
Banget! Terlepas dari ratingnya. Saya menyarankan kepada kalian semua untuk
mengabaikan rating. Ingat, selera personal belum tentu sama dengan selera
mayoritas. Drama ini sangat direkomendasikan bagi yang suka konflik-konflik
mencekam dan mendebarkan!
Chicago
Typewriter (시카고
타자기)
[source] |
Last
but not least, kali ini saya tidak merekomendasikan
drama genre thriller lagi, kok. Sungguh. Yup, genre drama ini menurut
saya lebih ke roman-fantasi. Bahkan ada bumbu sejarahnya. Setting di drama ini
berpindah-pindah antara era Joseon 1930-an (Korea Selatan zaman perang) dan era
‘zaman jigeum’ 2017.
Han Se-ju (Yoo
Ah-in) adalah seorang penulis novel thriller populer di Korea Selatan
dan internasional. Suatu hari ketika ia mengadakan meet and greet dan fansign
di Amerika Serikat, Han Se-ju terpikat pada sebuah mesin ketik berhuruf Hangeul
yang dipajang di café tempat fansign-nya diadakan. Se-ju menanyakan
apakah mesin ketiknya dijual, sayangnya pemiliknya tidak berniat menjualnya.
Lantas, akibat
suatu hal aneh, pemiliknya mengirimkan mesin ketik tersebut ke alamat Han
Se-ju. Sesampai di Korea, mesin ketik itu diantarkan oleh seorang kurir
perempuan, Jeon Seol (Im Soo-jung), yang ternyata adalah penggemar berat Han
Se-ju.
Nah, banyak
hal-hal seru yang terjadi kemudian, hingga Han Se-ju dipertemukan dengan
seorang ghost-writer, Yoo Jin-oh (Go Kyung-po). Han Se-ju sempat marah
dengan kedatangan Yoo Jin-oh. Dikiranya, ghost-writer itu dikirim oleh
editornya supaya Han Se-ju lebih produktif lagi menulis. Namun, ternyata ghost-writer
itu datang sendiri dengan misi yang ada hubungannya dengan ketiga orang tersebut
pada era Joseon.
Jadi, siapa
sebenarnya Yoo Jin-oh? Apa hubungan mereka bertiga dengan zaman perjuangan di
era Joseon? Semua teka-teki tersebut akan terkuak satu demi satu pada setiap
episode dalam drama ini. Bagi yang suka genre bukan-roman-biasa, cocok banget
untuk nonton drama ini. Ada adegan manis, mendebarkan, penuh teka-teki, dan
mencekam.
Lagi-lagi,
biasanya kalau nonton drama saya suka chemistry antar aktornya. Saya
kadang ngakak kalau Yoo Jin-oh mulai ‘dianiaya’ oleh Han Se-ju. Lucu-lucu
konyol gitu. Ada sedihnya juga, ketika realita di antara mereka bertiga
ternyata tidak seindah kelihatannya. Ah, daripada saya spoiler bagi yang
belum nonton, lebih baik kalian nonton sendiri saja. Recommended to watch
juga! Satu lagi, original soundtrack-nya juga bagus-bagus, lho. Salah satunya, yang paling saya suka, dari Saltnpaper ini.
Fiuuuh…
akhirnya kelar juga bikin postingan yang panjangnya sudah kayak struk belajaan
emak-emak pemburu diskon akhir tahun. Sebenarnya, drama yang saya tulis di atas
masih belum seberapa. Belum semua, lebih tepatnya. Banyak drama korea yang
teramat bagus di tahun 2017 ini. Sebut saja Criminal Mind (그리미널
마인드), adaptasi dari serial
US berjudul sama, yang dibintangi Lee Jun-ki. Ada juga While You Were
Sleeping (당신이
잠든
사이에) yang dibintangi oleh
Kangmas Lee Jong-suk, Mbak Bae Suzy Susanti, dan the rising star
Jung Hae-in. Ada juga Prison Playbook (슬기로운
감빵셍활) yang salah satu
aktornya juga Mas Jung Hae-in.
Sayangnya,
karena saya belum selesai nonton dan ada yang masih on-going, maka
dipending dulu review-nya, ya. Semoga tahun depan saya tidak malas lagi
bikin postingan di sini. Hehehe.
Baiklah,
cukup sekian ulasan drama-drama korea berkesan dan terbaik tahun 2017. Sampai
jumpa di postingan saya selanjutnya (yang semoga makin banyak).
감사합니다, 친구 :)
P.S.: Bagi yang
mikir apakah huruf Hangeul di postingan ini hasil nulis sendiri atau copy-paste.
Jawabannya adalah: “Nulis sendiri, dooooong! Keyboard saya bisa Hangeul,
dooooong. Huehehehehe.” *dengan nada nyolot* *ditendang masyarakat* Wkwkwk.
P.S.S.: 감사합니다, 우리
선생님
yang
telah mengajari saya menulis Hangeul :)