Finally,
sampai juga di tantangan hari kelima. Setelah sebelumnya berjibaku dengan
tantangan yang mengorek kehidupan pribadi dan membuat saya mikir keras supaya
curcolnya nggak terlalu kentara. Hahaha. Sebenarnya, akhir-akhir ini saya lebih
sering nonton drama Korea daripada nonton film. Lagipula, kebanyakan film-film
yang pernah saya tonton sangat berkesan hingga kadang bikin saya hangover. Beberapa yang paling berkesan
juga sudah pernah saya review di blog
ini. Sedangkan pada postingan kali ini, saya berusaha mereview tiga film yang
sebenarnya sudah lama saya niatkan untuk nge-review. Well, inilah tiga film yang membuat saya berkesan langsung dari
hati terdalam. #Eaaaa. Check this out;
Hello Stranger (2010)
[source] |
Salah satu film Thailand yang memorable dan bikin saya geregetan
maksimal! Saya nonton film ini karena dapat rekomendasi dari salah satu teman
saya. Akhirnya, saya minta dua film Thailand yang menurutnya bagus; Bangkok Traffic Love Story dan Hello Stranger. Biasanya, saya skeptis
dengan segala jenis film romance.
Monoton, cheesy, dan too good to be true, kalau kata saya,
sih. Tetapi ekspektasi jelek saya tidak terbukti, malah kedua film tersebut
berhasil bikin saya baper dan geregetan double-delight!
Halah. Terutama Hello Stranger yang endingnya,
ugh…!
Film ini berkisah tentang seorang
wanita dan seorang pria yang bertemu ketika liburan ke Korea Selatan. Cerita
berawal ketika Dang (Chantavit Dhanasevi) pergi ke Korea Selatan dengan kondisi
absurd pasca dijahili teman-temannya
ketika dalam kondisi mabuk berat. Malam sebelumnya, Dang mabuk-mabukan sama
teman-temannya sampai pagi, padahal pagi itu Dang harus segera ke airport untuk ikut tur bersama rombongan
ke Korea. Kondisi Dang yang mabuk berat membuatnya jadi bahan kekonyolan
teman-temannya. Sesampai di airport,
Dang dibiarkan pakai kaos tipis, celana pendek, dan tas kecil. Di saat yang
bersamaan, ada seorang wanita bernama May (Nuengthida Sophon) yang juga
bertolak ke Korea untuk menghadiri pesta pernikahan temannya.
Singkat cerita, pertemuan Dang dan
May di Korea memang terbilang aneh. Sehabis makan di restoran lokal dan mabuk,
Dang berniat pulang ke hotel tempat dia menginap, tapi entah kenapa tiba-tiba
saja dia nyasar dan ketiduran di penginapan May. May kaget tapi juga kasihan,
karena di luar dingin banget, akhirnya Dang dibiarkan tidur di depan pintu
penginapan. Dang yang ternyata ketinggalan rombongan turnya, akhirnya
lantang-luntung nggak karuan dan memilih ngintilin May ke manapun dia pergi,
sampai May pun ngerasa jengkel dan gerah. Hahaha. Tapi akhirnya May membiarkan
Dang ngikutin dia, karena kasihan kondisi Dang memang mirip turis-gembel-yang-nyasar.
Selama di Korea mereka selalu jalan
bareng, tapi mereka bikin perjanjian untuk tidak
saling memperkenalkan nama! Sudah jalan bareng ke sana kemari, namun mereka
saling nggak mau tahu nama masing-masing. Memang sialan benar film ini! Sampai
akhirnya, liburan May usai dan ingin segera pulang ke Thailand. Sampai di titik
itu, masing-masing dari mereka tetap saja belum tahu nama masing-masing.
Selanjutnya sampai ending tidak akan
saya ceritakan. Pokoknya, endingnya
ugh… banget! Sudah, ah, nanti saya malah tambah baper. Akibat nulis ini, saya
berniat nonton ulang Hello Stranger lagi. Asli!
The Theory of Everything (2014)
Rating
IMDb: 7.7/10
[source] |
Awalnya, saya ingin nonton film ini
karena tertarik dengan kisah yang diangkat, tentang kehidupan Stephen Hawking.
Semua pasti tahu siapa Stephen Hawking, seorang ilmuwan astrofisika brilian
sekaligus kontroversial yang mengaku tidak percaya Tuhan. Bagi yang belum
nonton, jangan takut kalau-kalau film ini akan menyajikan segala tetek bengek
teori fisika yang bikin enek. Hahaha. Film ini bercerita tentang kehidupan
Stephen Hawking sejak mahasiswa hingga akhirnya dia harus berjuang melawan
penyakit ALS (Amyothrophic Lateral Syndrom) yang menggerogotinya.
Sebagian besarnya ceritanya berisi
tentang kisah cinta Stephen Hawking (Eddie Redmayne) dan mantan istrinya Jane
Wilde (Felicity Jones), dari mulai pacaran saat masih mahasiswa hingga menikah.
Ketika akhirnya Stephen divonis ALS dan harapan hidupnya tinggal 2 tahun, kisah
cintanya dengan Jane diuji. Awalnya, Stephen berniat untuk menjauhi Jane, namun
akhirnya Jane tidak masalah harus mendedikasikan seluruh hidupnya untuk merawat
Stephen. Bikin terharu….
Hal yang paling membuat saya terkesan
adalah usaha Eddie Redmayne dalam memerankan Stephen Hawking. Benar-benar keren
sekali! Postur dan gesturnya pun hampir menyerupai sosok aslinya. Konon, untuk
mendapatkan tubuh sekurus itu, Eddie Redmayne harus menurunkan berat badannya
hingga 7 kg. Saya juga suka penjiwaan karakternya, terutama ketika Stephen
Hawking mulai mengalami kelemahan otot akibat ALS. Bahkan katanya, akibat dari
harus berlama-lama berperan seperti itu, Eddie Redmayne mengalami sedikit
pergeseran tulang. Tidak heran kalau akhirnya
usaha Eddie Redmayne diganjar dengan piala Golden
Globe sebagai aktor terbaik.
Akibat nonton film ini, saya jadi
suka sekali sama Eddie Redmayne. Bahkan, saya kepingin banget nonton filmnya
yang lain; Fantastic Beast and Where to
Find Them dan The Danish Girl.
Sayang, kemarin ketika Fantastic Beast
sedang booming, saya belum sempat
nonton. Hiks.
The Imitation Game (2015)
Rating
IMDb: 8.1/10
[source] |
Saya baru banget nonton film ini
beberapa minggu lalu. Sebenarnya, tertarik nonton film ini bukan karena Alan Turing-nya,
namun karena aktor utamanya Benedict Cumberbatch. Alasan receh, hahaha. Sebab
saya sudah kadung kepincut dengan aktingnya Uncle Ben ketika jadi Sherlock
Holmes di serial BBC Sherlock (2010-2017). Saya kepingin banget lihat aktingnya
ketika memerankan Alan Turing yang rambutnya klimis maksimal itu. Hahaha.
Film ini berkisah tentang Alan
Turing (Benedict Cumberbatch), seorang ahli matematika yang berperan sebagai
kriptoanalis dalam Perang Dunia II. Sumbangsih Alan Turing dalam perang
tersebut adalah menerjemahkan pesan rahasia Jerman dengan menggunakan Enigma.
Sayangnya, dalam menggunakan Enigma harus mengetahui rumus tertentu sehingga
pesan rahasia Jerman bisa diterjemahkan. Nah, Alan Turing menciptakan sebuah
mesin yang digunakan untuk mencari rumusan kode untuk memecahkan penggunaan
Enigma.
Sebagaimana kisah hidup Alan Turing
yang tragis, ending film ini juga
tragis. Turing yang memiliki kelainan seksual (gay), memilih menjalani suntik hormon
alih-alih menjalani hukuman penjara. Inggris masa itu memang masih menganggap
bahwa seseorang yang memiliki kelainan seksual sangat berbahaya. Awalnya, saya
kira Turing bakal menikah dengan Joan Clarke (Keira Knightley) karena sempat
menjalin hubungan hingga tunangan. Namun akhirnya, Alan Turing mengaku kalau
dia sulit untuk membohongi dirinya sendiri (menyukai wanita). Sehingga, dia
membatalkan pernikahan dengan Clarke. Pasaca Perang Dunia II, Joan Clarke pun
menikah dengan orang lain. Hiks.
Wow, panjangnyaaaa! Kalau disuruh
nulis tentang film, saya memang susah ngerem. Baiklah, cukup sekian review panjang guna memenuhi tantangan
hari kelima ini. Tangan saya sudah capek dan mata saya sudah berair akibat
terlalu lama mantengin laptop. Hehehe.
Solo, 22 Januari 2017
Aku baru nonton The Imitation Games. Keren emang sih, bikin kening mengkerut juga sepanjang film. Harus ikut mikir hahaha
BalasHapusBaiklah, saatnya hunting Hello Stranger sama Theory of Everything. Ngomong-ngomong, akting Eddie Redmayne di Fantastic Beast emang mantap banget.
Duh, belum nonton Fantastic Beast nih. Menyesal banget gara2 ngajakin orang tapi pada ga bisa, terus udah keburu habis filmnya :(
HapusHati2 nonton Hello Stranger bikin baper jomblo wkwk 😂
Waaaah kita satu selera ternyataaaa XD
BalasHapusWaaah udah nonton tiga2nya mba? Termasuk Hello Stranger yg bikin galaw maksimal itu? Wkwk
Hapus