[source] |
Akhirnya, sampailah di hari
terakhir 10 Days Writing Challenge.
Benar-benar baru kali ini saya bisa konsisten menulis blog dalam sepuluh hari marathon! Biasanya, jarang sekali saya
bisa konsisten menulis panjang-panjang selama sepuluh hari berturut-turut. Ini
adalah rekor pertama saya dalam dunia perblog-an. Hehehe.
Baiklah, di tantangan hari terakhir
ini adalah tentang sebuah hal yang tidak akan saya ulangi lagi. Hmmm…
sebenarnya ada banyak hal yang tidak ingin saya ulangi lagi di masa depan.
Tapi, karena yang diwajibkan dalam tantangan ini adalah sebuah hal–bukan
‘hal-hal’–maka saya akan menulis salah satunya saja.
Salah satu hal yang tidak ingin
saya ulangi lagi adalah; melewatkan kesempatan yang tersedia dalam setiap
episode perjalanan hidup saya. Saya merasa terlalu banyak kesempatan yang
mampir pada saya terlewat begitu saja tanpa sempat saya tengok sebentar. Lalu, saya
pun menyesal ketika kesempatan itu telah telanjur menjauh dan mustahil untuk
kembali lagi. Kalau bisa saya memutar waktu, mungkin saya akan menyediakan waktu
barang sebentar untuk menengok dan memutuskan akan melepas atau mengambil
kesempatan itu.
Hmmm… sebenarnya ada satu hal lagi
yang–sama pentingnya–tidak ingin saya ulangi. Saya tidak ingin mengulangi
menghabiskan waktu dengan memikirkan orang-orang yang tidak pantas untuk
dipikirkan. Misalnya, memikirkan keburukan orang hingga memupuk dendam tiada
ujung atau memikirkan seseorang yang kenal dan mikirin saya pun nggak pernah.
Ya, saya memang tipe pemikir. Semua hal dipikir, sampai saya pusing sendiri.
Jadi, salah satu hal untuk membersihkan tumpukan memori tidak berguna dan
menyisakan loker memori yang lebih lapang adalah dengan meminimalisiasi
pikiran-pikiran yang sama sekali nggak penting. Saya tidak akan menyiksa diri
lagi dengan menambah tumpukan memori yang sebenarnya pantas untuk diabaikan di
sudut tergelap.
Sungguh abstrak sekali ternyata
janji saya di atas. Hahaha. Baiklah, sekian tulisan penutup pada tantangan
menulis sepuluh hari ini. Meskipun sebagian besar tulisan saya cengengesan,
abstrak, dan absurd, semoga yang
membaca dapat mengambil hikmah dari tulisan-tulisan saya tersebut. Semoga di challenge Kampus Fiksi selanjutnya saya
bisa ikutan lagi. Hehehe.
Solo, 27 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar