Sabtu, 25 Oktober 2014

# Experience

Edisi Mahasiswa Hedon: Late Lunch di Restoran Korea



Halo pembaca setia! Sudah lama sekali rasanya saya tidak mengupdate blogspot saya dengan tulisan curhatan-ringan dan menggunakan bahasa yang ringan pula. Hehehe. Yup, seperti judul yang telah kalian baca, hari ini saya akan bercerita tentang pengalaman ‘sekali-kali’ menjadi mahasiswa hedonisme. Hahaha. Bukan hedonisme dalam arti menghambur-hamburkan uang ber-shopping ria atau makan di restoran dengan menu makanan berharga ratusan ribu hingga jutaan. Bukan. Lagipula, mana kuat, sih, kami makan segitu mahalnya. Urusan perut dan sarana perkuliahan saja masih menengadahkan tangan di depan orang tua. Mana mungkin kami dengan teganya berfoya-foya lebay seperti itu. Hehehe.
Ya, tepatnya hari Rabu kemarin setelah kuliah, kami berencana makan makanan yang tidak biasa. Halah. Maksudnya, makan yang bukan menu makanan sehari-hari (seperti nasi tempe penyet, soto, nasi sayur warung sederhana, ataupun indomie rebus. Hehehe). Kami ingin mencoba makanan yang berbeda di tempat yang berbeda pula. Ya, biasanya kami makan siang di warung sederhana dengan makanan yang sederhana pula. Maka, kami ingin sekali-kali mencicipi makanan lain dengan cita rasa baru. Setelah berdiskusi menentukan tempat makan yang mungkin pas di lidah dan pas di kantong kami, akhirnya terpilihlah satu restoran yang katanya harganya masih bersahabat di kantong mahasiswa apa adanya seperti kami.
Restoran beruntung yang menjadi tempat destinasi kami adalah Kimchi Korean Restaurant. Yup, sebuah restoran yang menyediakan berbagai macam masakan Korea yang berlokasi di daerah Serengan, Solo. Mengapa kami memilih restoran itu? Tentunya, kami memilih restoran itu dengan pertimbangan paling utama di mata mahasiswa: HARGA. Ya, budget-nya tidak boleh lebih dari Rp. 50.000,00. Setelah bertanya kesana kemari mencari rekomendasi restoran ramah kantong mahasiswa-pelajar, akhirnya sampailah kami ke Kimchi ini.
Selesai menginput poin SPKK dan sholat Ashar, kami bertujuh yang terdiri dari, Saya, Sheilla, Rizki, Rizky, Okta, Tera, dan Vinna pun bersama-sama tancap gas dari kampus menuju ke restoran tersebut. Sesampainya di sana, kami disambut oleh standing character pemain drama Korea The Heirs. Okay, saya tidak pernah suka nonton drama Korea, sehingga saya tidak tahu nama-nama para pemainnya. Hehehe. Mohon dimaafkan keluguan saya ini, ya, teman-teman.
Kami memilih tempat di dekat kaca besar sebelah kiri pintu masuk. Sebuah meja panjang dengan sofa merah empuk dan empat kursi kayu berwarna krem dengan bantalan merah empuk. Di samping meja kami, berdiri sebuah pot bunga sakura artifisial yang cantik. Saat itu, restoran masih tidak terlalu ramai, sehingga kami dapat melakukan kenorakan ataupun kealayan tanpa takut ditertawakan banyak orang, hehehe. Tak lama kemudian, seorang mbak pelayan menghampiri kami, mengucapkan selamat datang, kemudian menyodorkan buku menu ke hadapan kami. Kami pun membuka buku menu, membolak-baliknya, memilih makanan dan menyesuaikan harga makanan dengan budget masing-masing. Pilihan pun dijatuhkan, kami mayoritas memesan Ice Tea, sedangkan Rizki memesan minuman berwarna merah apalah-itu-namanya. Makanan yang kami pesan pun bervariasi (yang kemudian berakhir dengan saling cicip-mencicipi), saya dan Rizki memesan Jjang Myeon, Rizky dan Sheilla memesan Bolsot Bbimbab, Tera memilih Shin Ramyeon, Vinna memilih Bento Korea, dan Okta memesan Budae Jjigae.
Jjang Myeon. Mie ala Korea. Yummy! :3
Yup, mungkin ada yang belum tahu jenis-jenis makanan Korea dengan nama aneh dan susah dihafal ini. Jjang Myeon yang dipesan Rizki dan saya adalah mie ala Korea. Mie ini semacam mie goreng dengan saus kedelai hitam (semacam kecap, mungkin) dicampur irisan jamur, daging sapi, bakso ikan, telur ceplok dan acar. Sedangkan Bolsot Bbimbab, adalah makanan berisi sayur bayam, wortel dipotong panjang, tauge, daging sapi, bakso ikan, saus, dan potongan lobak yang menutupi nasi di bawahnya. Bolsot Bbimbab disajikan dalam hot-bowl dengan tatakan kayu yang menghadirkan bunyi keretak saat dihidangkan (saking panasnya) plus kuah yang disajikan di mangkuk terpisah. Kemudian, Shin Ramyeon adalah mie rebus Korea yang mirip seperti Mie Ramen, namun memiliki aroma minyak wijen yang sangat kuat. Bento Korea yang dipesan Vinna adalah nasi kotak ala Korea. Isinya antara lain, nasi, daging, sayur, dan buah-buahan. Sedangkan Budae Jjigae, adalah sup Korea yang berisi ham sapi, bakso ikan, tahu, dengan kuah berwarna merah membara plus potongan cabai. Semua makanan tersebut dihidangkan dengan porsi lumayan besar dan mengenyangkan. Bahkan saya tidak perlu makan malam lagi setelah menyantap seporsi Jjang Myeon.
Such a yummy appetizer. Kimchi! :)
Sebelum makanan kami terhidang di meja, salah satu mbak pelayan yang lain menghampiri meja kami dengan membawa Kimchi, jamur krispi, oseng tahu, dan potongan kecil semangka. Mulanya kami berpikir, jangan-jangan makanan yang dihidangkan ini dikenai biaya tambahan. Setelah beberapa saat kami mendiamkan makanan-makanan itu, mbak pelayan yang tadi pun datang membaya Ice Tea ke meja kami. Saat itulah salah satu dari kami berinisiatif bertanya kepada mbak pelayan tadi:
“Mbak, ini makanannya harus bayar lagi, nggak?” tentu saja dengan wajah sedikit malu-malu. Hehehe.
“Oh, enggak, kok.” Kata mbak pelayan. Kami pun lega dan dengan senang hati menyantap makanan-makanan itu. Lagi-lagi kami tegaskan, kami adalah mahasiswa apa adanya yang mikir-mikir dulu sebelum makan karena belum punya gaji. Hehehe.
Yang paling pertama kami coba adalah Kimchi. Kimchi adalah sawi fermentasi yang berbumbu pedas. Kata Sheilla, yang sudah berpengalaman makan Kimchi, rasanya enak sekali. Namun, rasa Kimchi untuk yang masih newbie makanan Korea seperti saya ini, tentu akan terasa aneh. Sawi ini rasanya masam, pedas, dan gurih. Sedikit kaget juga saat memasukkan sawi tersebut ke lidah saya yang belum terbiasa makanan Korea ini. Setelah dikunyah-kunyah rasanya lumayan enak karena rasa masamnya tertimbun oleh rasa pedasnya. Kalau belum terbiasa, jangan coba-coba makan Kimchi banyak-banyak, sedikit saja dulu. Pelan-pelan, rasakan sensasi masam dan pedas di setiap kunyahannya. Ceilah…
 Tak berapa lama kemudian, satu persatu makanan terhidang di meja kami. Kami pun saling mencicip-cicipi makanan satu sama lain. Dari semua makanan yang terhidang di atas meja, saya paling menyukai rasa Budae Jjigae milik Okta. Tentu saja, karena sup ini isinya daging-dagingan dan harganya yang paling mahal di antara makanan kami yang lain (Rp. 35.000,00/porsi). Selain itu, saya juga menyukai cita rasa Jjang Myeon yang manis, gurih, dan mengenyangkan. Recommended buat kalian para pecinta segala jenis mie (seperti saya, hehe). Untuk Shin Ramyeon, rasanya sedikit mirip mie rebus Jawa, karena di dalamnya selain ada daging dan bakso ikan juga ada sayuran dan telur yang dicampur dengan kuah mie. Untuk Bolsot Bbimbab, makanan ini sedikit unik, karena cara memmakan makanan ini adalah dengan mencampur semua komponennya secara merata.
Bolsot Bbimbab. Highly recommended! :)
Cara makan Bbimbab ala Rizky, seperti yang dia sering lihat di drama Korea, adalah dengan dicampur dan diaduk-aduk sampai nasi dan topping-nya tercampur rata. Setelah semunya tercampur rata, Rizky pun memasukkan kuah Bbimbab ke dalam hot-bowl menyatu dengan nasi yang tercampur tersebut. Namun ternyata, cara makan Bbimbab tersebut salah. Seorang mas pelayan baik hati memberitahukan cara makan Bbimbab yang benar yaitu, nasi dan topping sayuran dicampur jadi satu sampai merata, namun kuah yang berada di mangkuk terpisah jangan dicampurkan ke dalam campuran nasi tersebut. Kuah tersebut dimakan setelah kita menyantap beberapa sendok Bbimbab. Kami pun melongo ketika dijelaskan cara makan Bbimbab oleh mas pelayan baik hati tadi. Ternyata caranya begitu… Hehehe.
Karena Bbimbab Rizky sudah hampir habis ketika mas-baik-hati menjelaskan perihal cara makan Bbimbab, mas-baik-hati pun menawarkan bagaimana kalau kami pesan lagi. Mulanya, kami ragu kalau pesanan Bbimbab kami yang kedua dikenai biaya, namun mas baik hati tadi pun bilang kalau Bbimbab kedua itu gratis. Akhirnya, Rizky pun setuju Bbimbab-nya ditambah lagi. Hahaha. Setelah pesanan Bbimbab-kedua-yang-gratis hadir, kami pun mulai menerapkan cara yang diajarkan mas baik hati tadi. Tada! Ternyata rasa Bbimbab-nya lebih enak daripada sebelumnya. Hehehe. Yummy!
Narsis dulu. Biasa, kan baru kali ini makan di resto Korea XD
Setelah kenyang makan dengan porsi lumayan banyak nan berharga terjangkau, kami pun menyempatkan diri berfoto selfie beberapa kali. Oh iya, hampir lupa, harga semua makanan yang kami pesan tadi rata-rata berkisar di bawah Rp. 30.000,00/porsi (kecuali Budae Jjigae). Restoran yang sangat recommended untuk dikunjungi bagi kalian yang ingin makan masakan Korea di restoran dengan pelayanan bagus dan tempat yang nyaman namun harga ramah kantong mahasiswa. Makanan yang disajikan pun juga sangat enak. Restoran ini tidak ada salahnya dijadikan tempat nongkrong favorit sembari menyantap masakan Korea yang menggoyang lidah ketika tanggal muda tiba. Halah.
Foto selfie pake tongsis. Tongsis = Tolong, Sis... XD
Anyway, sebelum kami pulang, Rizki dan Rizky menyempatkan diri berfoto dengan standing character The Heirs. Tentu saja mereka memilih berfoto dengan standing character yang cowok. Ketika mereka dengan alaynya berfoto bersama standing character itu, seorang mbak pengunjung lain memperhatikan tingkah laku kami lantas menertawakan ke-ndeso-an kami. Sheilla yang awalnya juga ingin berfoto dengan standing character pun mengurungkan niatnya karena malu setelah melihat mbak pengunjung yang tertawa tadi. Kami pun tertawa keras-keras saat keluar dari restoran tersebut. Benar-benar kelakuan ndeso mahasiswa-baru-pertama-kali-makan-di-restoran-Korea. Hahaha.
Okay, sekian postingan curhatan-ringan saya kali ini. Mohon maaf jika tulisan saya garing dan krik-krik. Maklum, sudah terlampau lama sekali saya hiatus menulis blog, hehehe. Sampai jumpa di postingan selanjutnya…. ­:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar