Sabtu, 30 Desember 2017

[Kaleidoskop 2017] Drama Korea Paling Berkesan Sepanjang 2017

14:14 2 Comments
Teringat postingan saya di penghujung 2016 lalu mengenai daftar buku-buku yang berhasil saya selesaikan tahun itu. Sebenarnya, di penghujung tahun ini pun saya ingin menulis topik yang sama. Sayangnya, tahun ini buku yang saya baca sungguh amatlah sedikit. Jauh dari target yang saya buat. Hiks….
Kemalasan saya membaca–ditambah stok bacaan yang kian menipis–berbanding lurus dengan kemalasan saya meng-update postingan blog ini. Sebenarnya, sih, ingin curhat lebih panjang. Tapi saya tahu diri, mengingat postingan ini saya dedikasikan untuk menutup penghujung tahun 2017 yang tinggal menghitung hari lagi.
Well, selama mengisi waktu luang menyapu penat selepas kerja, sebagai pengganti dari membaca buku, saya menonton lumayan banyak drama korea. Genre drama korea tahun 2017 sungguh terlalu menggoda untuk dilewatkan begitu saja. Genre hukum, kriminal, dan thriller banyak bertebaran di tahun ini, membuat saya semakin bersemangat. Hingga setiap saya berniat membuat ulasan drama berkesan pasca menamatkannya, hanya berakhir menjadi sebuah rencana belaka. Hiks….
Anyway, sebenarnya postingan ini terpikir setelah beberapa teman berulangkali meminta rekomendasi drama korea pada saya. Pikir-pikir daripada besok atau lusa saya capek ngomong saat ada teman yang meminta rekomendasi drama korea, lebih baik saya suruh baca ini saja. Di situ kadang saya merasa menjadi pakar dalam dunia per-dramakorea-an. Huehehe.
Baiklah, berikut drama-drama berkesan dan sayang untuk dilewatkan di sepanjang tahun 2017, versi saya. Check them out!
Defendant (피고인)
[source]
Sejak menonton Kill Me Heal Me, saya terpikat dengan akting Ji Sung ahjeossi (yang sudah beristri). Namun, sebenarnya bukan semata aktornya saja. Saya tertarik karena drama ini bercerita tentang seorang jaksa, Park Jeong-woo (Ji Sung), yang difitnah membunuh anak dan istrinya sehingga harus menjadi pesakitan selama berbulan-bulan dalam penjara. Bahkan dalam keadaan stress pascatrauma (PTSD), tinggal menunggu waktu saja untuk divonis hukuman mati.
Drama ini menurut saya keren. Bikin saya geregetan maksimal, terutama dengan antagonisnya yang level psikopatnya tingkat dewa. Selain itu, dia juga punya kedudukan tinggi yang bisa melakukan apapun bahkan menghalalkan segala cara untuk membuat dirinya lolos dan menghancurkan kehidupan Park Jeong-woo.
Selama menonton ini, seperti biasa, saya susah berhenti. Tipikal drama korea, selalu bikin penasaran untuk lanjut ke episode selanjutnya di setiap ending-nya. Drama ini cenderung serius, karena setiap episode selalu penuh dengan konflik, bahkan ada bumbu-bumbu drama keluarga yang membuat saya berkaca-kaca. Bagi kalian yang penyuka tema sejenis dan belum sempat menontonnya, drama ini sungguh sangat direkomendasikan!

Tunnel (터널)
[source]
Barangsiapa sudah pernah menonton Signal (2016), pasti bakal penasaran dengan drama satu ini. Sama-sama bergenre kriminal-fantasi, kasus yang jadi titik tolak permasalahannya pun hampir sama. Lagi-lagi, mengenai kasus pembunuh berantai yang meresahkan di tahun 1980-an.
Bercerita tentang Park Kwang-ho (Choi Jin-hyuk) seorang detektif yang menangani kasus pembunuhan berantai sejumlah wanita di tahun 1986. Suatu malam, ketika Park Kwang-ho sedang mencoba menelusuri jalan-jalan sekitar tempat kejadian perkara, matanya menangkap sosok lelaki berusia 20-an, tinggi sedang, dan berpakaian hitam bertudung sedang merokok di dalam terowongan. Park Kwang-ho terkesiap, teringat bahwa profil pembunuh berantai yang belakangan didiskusikan bersama timnya sesuai dengan lelaki mencurigakan tersebut.
Tanpa pikir panjang, Park Kwang-ho berteriak dan mengejar lelaki misterius itu. Park Kwang-ho berhasil menarik jaket lelaki itu, hingga mereka berdua terjungkal, dan saling bergulat satu sama lain. Park Kwang-ho limbung kehilangan kendali, si lelaki misterius berhasil menguasai pertarungan, hingga akhirnya Park Kwang-ho pun jatuh tersungkur akibat pukulan batu si lelaki misterius itu.
Park Kwang-ho tidak mati, hanya pingsan. Sayangnya, ketika kesadarannya pulih dan berusaha keluar dari terowongan untuk mencari si lelaki misterius tadi, Park Kwang-ho telah berada di dunia yang sama sekali berbeda. Ia masih tetap di kota dan negara yang sama, namun angka tahun pada kalender melompat 30 tahun lebih cepat. Ia terjebak di tahun 2017.
Drama ini keren juga, karena nggak terduga banget! Saya kadang-kadang jadi kesel sendiri karena selalu salah menduga pembunuhnya. Selain amat sangat mendebarkan, konflik keluarga di drama ini juga dapet banget. Bahkan saya merasa empati dengan istrinya Park Kwang-ho. Gila aja, manten anyar baru beberapa minggu, sudah ditinggal suami tugas. Eh, lha kok suaminya tiba-tiba hilang tak diketahui rimbanya. Bahkan kondisi si istri sedang hamil anak pertama mereka. Istrinya ikhlas banget pula. Jadi nggrantes. Hiks.
Ending drama ini membuat saya terharu. Banget! Bikin bahagia setelah berepisode-episode selalu deg-degan dan geregetan. Bagi yang belum nonton, saya merekomendasikan drama ini sama seperti Defendant, really absolutely officially recommended-to-watch!

Voice (보이스)
[source]
Berhubung tahun 2017 adalah tahun hype-nya genre kriminal-thriller di drama korea, lagi-lagi saya merekomendasikan drama dengan genre serupa. Voice bercerita tentang Mo Jin-hyuk (Jang Hyuk) yang istrinya dibunuh oleh seorang pembunuh berantai psikopat. Cara membunuhnya lumayan sadis dan tidak pantas ditonton oleh penderita penyakit kardiovaskuler (dan wanita hamil).
Dendam kesumat Mo Jin-hyuk dengan psikopat misterius itu terus dipeliharanya hingga ia bertemu dengan Kang Kwon-joo (Lee Ha-na) yang bekerja di divisi call center kepolisian. Kang Kwon-joo ini punya kemampuan unik yaitu dapat mengenali dan membuat profil suara, mulai dari benda hingga manusia. Bahkan lewat suara pun, Kang Kwon-joo bisa memperkirakan ukuran benda, bentuk benda, jarak, dan, kalau itu manusia, usianya. Mo Jin-hyuk dan Kang Kwon-joo pun bekerja sama mengungkap semua kasus kejahatan dan menangkap psikopat pembunuh yang telah merenggut nyawa istri Mo Jin-hyuk dan ayah Kang Kwon-joo.
Drama ini keren banget juga! Kalau nggak keren, tentu nggak akan saya tulis di sini. Sama-sama bikin mendebarkan dan pemecahan kasusnya selalu membuat penasaran. Episode yang paling berkesan adalah episode tentang seorang anak yang dikejar-kejar ibu angkatnya yang depresi. Kalau nggak salah episode 2. Episode ini sungguh bikin saya merinding dan tercekam ketakutan maksimal! Saya sungguh mengapresiasi akting si anak kecil teraniaya tersebut. Saya bahkan bisa ikut merasakan kengerian ketika anak tersebut bersembunyi di dalam mesin cuci sambil menekan luka tusukan pisau ibu angkatnya, supaya darahnya tidak mengucur deras. Ia bersembunyi setelah dikejar-kejar oleh ibu angkatnya yang berteriak kesana-kemari sembari mengacung-acungkan pisau dapur.
Saya memprediksi bahwa anak ini akan menjadi aktor berbakat kelak di masa depannya. Hebat! Keren! Bahkan akting kesakitan dan ketakutannya itu natural banget! Sampai saya seperti terbawa dalam situasi tersebut dan merasakan hal yang sama.
Pokoknya, tanpa berpanjang-lebar lagi, Voice juga pantas masuk dalam list tontonan drama korea kalian! Serius!

Chief Kim ( 과장)
[source]
Setelah berdebar-debar ria dengan ketiga drama kriminal-thriller di atas, maka pantas rasanya untuk sedikit rileks melemaskan otot jantung. Tenang, drama kali ini bukan genre kriminal yang membuat ngeri dan mencekam. Justru drama ini adalah kebalikannya. Kalian akan ngakak sampai terjengkang jika menonton drama ini. Ya benar, genre drama ini komedi. Seratus persen komedi, tanpa romance, namun lucunya tetap maksimal!
Chief Kim bercerita tentang kebusukan dunia korporasi Korea, namun dikemas dengan konflik-konflik konyol mengocok perut. Adalah Kim Seong-ryeong (Nam Goong-min), seorang akuntan ahli penggelap pajak yang setiap setahun sekali selalu diperiksa Kepolisian Gunsan terkait dugaan penggelapan pajak. Namun gilanya, Seong-ryeong selalu dibebaskan karena polisi selalu kekurangan bukti.
Sedangkan di Seoul, sebuah grup korporasi termashyur, TQ Grup, sedang mencari seorang kepala divisi operasional bisnis yang baru setelah kepala yang lama terbaring koma di rumah sakit. Kepala lama tersebut adalah saksi kunci dari segala kebobrokan kondisi keuangan seluruh anak perusahaan TQ Grup. Bisa disimpulkan, ada konspirasi terselubung dari para eksekutif TQ Grup supaya bau busuk mereka tidak terendus kejaksaan, kepolisian, dan media di luar.
Mendengar informasi lowongan kerja tersebut, tentu Kim Seong-ryeong tertarik. Niat awal Seong-ryeong menjadi pegawai di TQ Grup adalah bisa nilep duit dan segera kabur ke negara impiannya, Denmark. Namun, ekspektasi tidak seindah realita. Banyak kejadian-kejadian konyol sekaligus bikin geregetan mengubah haluannya yang semula niat nilep duit berganti menjadi Pak Berbudi Baik Hati. Semua konflik-konflik di drama ini diceritakan dengan sudut pandang komedi. Jadi yang awalnya geregetan campur kesel, berubah jadi ngakak sampai salto akibat kekonyolan rivalitas antara Kepala Kim Seong-ryeong vs Direktur Seo Yul (Lee Jun-ho ‘2PM’).
Saya suka banget drama ini. Ketengilan Kim Seong-ryeong memang sungguh paripurna tiada tandingannya! Bahkan rasanya pengen nampol kalau kadar ketengilannya di atas ambang maksimal. Kalau Kim Seong-ryeong itu tengil-tengil lucu, berbeda dengan Seo Yul yang lebih tengil-tengil licik plus ngeselin. Tengil ketemu tengil, hancurlah dunia persilatan. Huahaha.
Chemistry antar pemain juga dapet banget. Saya suka chemistry antara Kim Seong-ryeong dan Seo Yul; Kim Seong-ryeong dan asisten manajer, Yoon Ha-gyeong; Kim Seong-ryeong dan pegawai magang, Hong Ga-eun; plus Kim Seong-ryeong dan anak dirut TQ Grup, Park Myung-seok. Tapi, paling suka tetap chemistry Kim Seong-ryeong dan Seo Yul. Mereka adalah enemy tapi saling menyayangi. Part terngakak adalah saat Kim Seong-ryeong mencium pipi Seo Yul, sampai Seo Yul belingsatan teriak-teriak kesal. Pokoknya kalau dua orang itu dalam satu scene, nggak bisa nahan ngakak.
Pokoknya sekali lagi, bagi yang suka drama komedi tapi yang romannya ngga terlalu banyak, saya merekomendasikan banget-banget-banget drama ini! Selamat ngakak sampai njengkang, njungkel, nggeblak, dan salto! Wkwkwkwk.

Missing Nine (미씽 나인)
[source]
Apakah membaca judulnya sudah tergambar bagaimana dramanya? Bukan, drama ini bukan bercerita tentang kerinduan. Drama ini bercerita tentang kehilangan. Namun bukan kehilangan pacar akibat ditikung sahabat. Genre drama ini bukan romance, namun thriller.
Sebentar, bukan detektif-kriminal lagi, kok. Sebab, tokoh di drama ini tidak ada yang berperan sebagai detektif pengungkap kejahatan. Drama ini bercerita tentang sembilan penyintas kecelakaan pesawat pribadi yang terdampar di sebuah pulau terpencil tak berpenghuni. Kesembilan penyintas ini adalah rombongan selebritis yang akan bertandang ke Tiongkok. Mereka harus berjuang bertahan hidup selama berbulan-bulan dengan persediaan makanan yang terbatas seraya berharap kapal nelayan lokal menemukan keberadaan mereka. Namun, masalah mereka tidak hanya itu saja. Perlahan-lahan segala rahasia yang saling mereka pendam rapat-rapat terkuak. Mereka harus berjuang untuk bisa lolos dari cengkeraman serigala berbulu domba, seorang psikopat berdarah dingin.
Drama ini sungguh mendebarkan juga. Apalagi saat adegan pesawat jatuh. Meskipun aktor-aktrisnya cakep-cakep semua, mereka didandani super kucel dengan pakaian compang-camping. Sayangnya, drama ini ratingnya nggak terlalu bagus di Korea Selatan sana. Padahal, menurut saya, drama ini dibuat dengan totalitas tanpa batas. Adegan pesawat jatuh masuk ke air saja dibuat tampak sangat nyata. Aktor-aktrisnya juga maksimal banget aktingnya. Harusnya, drama ini sukses karena ada salah satu personil EXO, Chanyeol, nyelip di sini.
Saya memang orang yang mengabaikan rating. Saya selalu nggak percaya sebelum saya lihat sendiri, baik film atau buku. Saya percaya bahwa drama ini underrated. Coba kalau drama ini ditayangin di channel TV kabel, semacam OCN atau tvN, mungkin ratingnya bakal tinggi, deh.
Drama ini keren! Banget! Terlepas dari ratingnya. Saya menyarankan kepada kalian semua untuk mengabaikan rating. Ingat, selera personal belum tentu sama dengan selera mayoritas. Drama ini sangat direkomendasikan bagi yang suka konflik-konflik mencekam dan mendebarkan!

Chicago Typewriter (시카고 타자기)
[source]
Last but not least, kali ini saya tidak merekomendasikan drama genre thriller lagi, kok. Sungguh. Yup, genre drama ini menurut saya lebih ke roman-fantasi. Bahkan ada bumbu sejarahnya. Setting di drama ini berpindah-pindah antara era Joseon 1930-an (Korea Selatan zaman perang) dan era ‘zaman jigeum’ 2017.
Han Se-ju (Yoo Ah-in) adalah seorang penulis novel thriller populer di Korea Selatan dan internasional. Suatu hari ketika ia mengadakan meet and greet dan fansign di Amerika Serikat, Han Se-ju terpikat pada sebuah mesin ketik berhuruf Hangeul yang dipajang di café tempat fansign-nya diadakan. Se-ju menanyakan apakah mesin ketiknya dijual, sayangnya pemiliknya tidak berniat menjualnya.
Lantas, akibat suatu hal aneh, pemiliknya mengirimkan mesin ketik tersebut ke alamat Han Se-ju. Sesampai di Korea, mesin ketik itu diantarkan oleh seorang kurir perempuan, Jeon Seol (Im Soo-jung), yang ternyata adalah penggemar berat Han Se-ju.
Nah, banyak hal-hal seru yang terjadi kemudian, hingga Han Se-ju dipertemukan dengan seorang ghost-writer, Yoo Jin-oh (Go Kyung-po). Han Se-ju sempat marah dengan kedatangan Yoo Jin-oh. Dikiranya, ghost-writer itu dikirim oleh editornya supaya Han Se-ju lebih produktif lagi menulis. Namun, ternyata ghost-writer itu datang sendiri dengan misi yang ada hubungannya dengan ketiga orang tersebut pada era Joseon.
Jadi, siapa sebenarnya Yoo Jin-oh? Apa hubungan mereka bertiga dengan zaman perjuangan di era Joseon? Semua teka-teki tersebut akan terkuak satu demi satu pada setiap episode dalam drama ini. Bagi yang suka genre bukan-roman-biasa, cocok banget untuk nonton drama ini. Ada adegan manis, mendebarkan, penuh teka-teki, dan mencekam.
Lagi-lagi, biasanya kalau nonton drama saya suka chemistry antar aktornya. Saya kadang ngakak kalau Yoo Jin-oh mulai ‘dianiaya’ oleh Han Se-ju. Lucu-lucu konyol gitu. Ada sedihnya juga, ketika realita di antara mereka bertiga ternyata tidak seindah kelihatannya. Ah, daripada saya spoiler bagi yang belum nonton, lebih baik kalian nonton sendiri saja. Recommended to watch juga! Satu lagi, original soundtrack-nya juga bagus-bagus, lho. Salah satunya, yang paling saya suka, dari Saltnpaper ini.

Fiuuuh… akhirnya kelar juga bikin postingan yang panjangnya sudah kayak struk belajaan emak-emak pemburu diskon akhir tahun. Sebenarnya, drama yang saya tulis di atas masih belum seberapa. Belum semua, lebih tepatnya. Banyak drama korea yang teramat bagus di tahun 2017 ini. Sebut saja Criminal Mind (그리미널 마인드), adaptasi dari serial US berjudul sama, yang dibintangi Lee Jun-ki. Ada juga While You Were Sleeping (당신이 잠든 사이에) yang dibintangi oleh Kangmas Lee Jong-suk, Mbak Bae Suzy Susanti, dan the rising star Jung Hae-in. Ada juga Prison Playbook (슬기로운 감빵셍활) yang salah satu aktornya juga Mas Jung Hae-in.
Sayangnya, karena saya belum selesai nonton dan ada yang masih on-going, maka dipending dulu review-nya, ya. Semoga tahun depan saya tidak malas lagi bikin postingan di sini. Hehehe.
Baiklah, cukup sekian ulasan drama-drama korea berkesan dan terbaik tahun 2017. Sampai jumpa di postingan saya selanjutnya (yang semoga makin banyak).

감사합니다 :)

P.S.: Bagi yang mikir apakah huruf Hangeul di postingan ini hasil nulis sendiri atau copy-paste. Jawabannya adalah: “Nulis sendiri, dooooong! Keyboard saya bisa Hangeul, dooooong. Huehehehehe.” *dengan nada nyolot* *ditendang masyarakat* Wkwkwk.


P.S.S.: 감사합니다, 우리 선생님 yang telah mengajari saya menulis Hangeul :)