Rabu, 09 Maret 2016

# Experience

[Edisi KKN] Satu Atap 45 Hari

Warning: Tulisan ini (mungkin) berisi aib sejumlah orang. Bagi pembaca yang merasa namanya tercantum, berbahagialah. Hanya orang-orang keren yang namanya bisa masuk di blog ini.

Cepat sekali rasanya, tiba-tiba saja sudah berada di pertengahan Maret. Pun, sebagai penanda dua bulan sudah blog ini tidak terisi postingan barang satu pun. Baru kemarin juga rasanya sibuk ke sana kemari mengurus persiapan KKN hingga terdampar di sebuah desa paling timur di Kabupaten Klaten. Padahal, sudah lebih dari berminggu-minggu lalu juga kami ditarik dari desa tersebut, kembali ke habitat masing-masing, menjalani rutinitas semula, serta menghadapi realita yang melambai-lambai di pelupuk mata (baca: SKRIPSI).
Well, meskipun pada awalnya saya memandang bahwa KKN sama sekali tidak penting, membuang-buang waktu mengerjakan skripsi, dan segala keluh kesah saya tempo lalu. Akan tetapi, paradigma saya pun langsung berubah 180 derajat ketika sudah terjun dan mengalami KKN secara langsung. Sebagai seorang INFJ yang filosofis dan meaning-seeker terhadap segala sesuatu, tentu saja selama masa-masa tersebut pikiran saya terus mencari-cari makna yang terkandung dalam kegiatan tersebut (Halah, opo, Rif?). Banyak sekali makna yang saya dapatkan, hingga akhirnya pun saya menikmati segala prosesnya dengan senang hati. Sebenarnya, bukan perkara pencarian makna saja, sih, ada faktor lain yang turut membuat saya betah sekali menenggelamkan diri dalam kesibukan KKN hingga lupa dengan kehidupan-kehidupan lain yang saya jalani (Well, memang terdengar berlebihan, tapi ini kenyataan. Hahaha). Salah satu faktor itu adalah teman-teman satu kelompok saya yang seru, kompak, dan asyik.
Yup, sejujurnya saya adalah tipe orang yang tidak gampang mingle dengan sekelompok orang banyak. Lain halnya apabila orang-orang tersebut satu frekuensi dengan saya. Meskipun berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, namun rasanya masing-masing dari kita punya konektivitas radar yang seirama. Halah. (Okay, bahasanya terlalu ‘ehem’, mungkin ini efek kebanyakan baca bukunya Malcolm Gladwell)
Ngg… intinya, sih, di postingan kali ini saya berusaha kembali menyusun kepingan-kepingan memori saya selama KKN. Salah satu yang tidak akan saya biarkan menguap begitu saja adalah tentang teman-teman sekelompok KKN. Lalu, siapa sajakah mereka? Check this out!
Hmm... adanya foto yang ini. Sayangnya saya keliatan kucel
Part 1: The Lonely Guys (dari kiri ke kanan)
1.    Galang Perwira
Leader-nya kelompok kami ini biasa dipanggil Galang, bisa juga dipanggil Pak Kordes, akronim dari Koordinator Desa. Mahasiswa Ilmu Komunikasi ini memang memiliki kemampuan komunikasi yang paling memadai dibanding kami semua. Cowok yang ngaku mirip Stefan William KW Super ini lumayan banyak fansnya, terutama dari kalangan anak-anak cewek SD Sidowarno. Kebiasannya selama KKN yang kadang membuat cewek bergidik adalah ketika dia mengucapkan ini:
“Cantik, makan, yuk!”
“Cantik, cepetan keluar, dong! Jangan di kamar terus!
Hahaha. Alhamdulillah-nya tidak sampai bilang gini: “Cantik, nikah, yuk!” (#krik). Okay, penulisnya minta digampar kayaknya, sudah durhaka mengata-ngatai senior.
Meskipun begitu, Pak Kordes tetaplah Pak Kordes. Kemampuan komunikasinya yang lebih mumpuni dibanding kami semua telah berhasil menyatukan kami menjadi makin kompak dan solid satu sama lain. Saya akui, kemampuan persuasifnya bagus sekali.
2.      Andi Cahyono
Biasa dipanggil Andi atau Cahyono, tapi lebih sering dipanggil Cahyono. Cowok yang ngaku-ngaku mirip Aliando ini memang ternyata agak mirip Aliando (#krik). Termasuk salah satu personil The Lonely Guys yang juga banyak fansnya, lagi-lagi dari kalangan anak-anak cewek SD yang centil itu. Haha. Salah satu kelebihannya yang disukai para cewek (terutama Tya) adalah bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas. Selain itu, kelebihan mahasiswa Peternakan ini adalah selalu bangun lebih pagi dibandingkan teman cowoknya yang lain, terutama ketika ada jadwal ngurusin kandang. Awal kenal Andi ini memang orangnya tampak kalem dan good boy banget, tapi semua berbeda ketika KKN dimulai….
3.      Anang Adi Susila
Teman satu fakultasnya Andi namun beda jurusan ini, entah mengapa dijuluki Pak Bowo oleh Tya dan Rima. Anang ini orangnya kadang-kadang tampak pendiam tapi kadang-kadang juga bisa cerewet. Partner piket hariannya Nita ini memang agak nggak doyan sayuran, jadi kadang-kadang cewek-cewek kebingungan harus masak makanan macam apa. Hehe.
4.      Ijokio Harto
Lelaki ini paling cerewet di antara temannya yang lain. Biasa dipanggil Ijo, tapi pernah memperkenalkan dirinya sebagai Kio. Hahaha. Suka banget ngajak ngobrol, terutama ngajak ngobrol cewek. Dia juga salah satu oknum yang tiba-tiba saja manggil saya Hayati pasca nonton Tenggelamnya Kapan van Der Wijck. Huft. Sering juga salah sebut nama orang dan ganti-ganti nama orang sesuka hati. Meskipun begitu, ternyata Ijo ini agak pemalu ketika dihadapkan dengan cewek cantiks bingits. Hahaha. Ya, begitulah…
Part 2: The Alpha Girls! (dari kiri ke kanan)
1.      Ifni Farida
Gadis yang lemah lembut ini memang yang paling gampang dekat dengan para personil boyband The Lonely Guys, karena memang asyik buat diajak ngobrol. Awal KKN, teman satu jurusan Uul ini memang sering banget digodain oleh Ijo sampai saya kasihan lihatnya. Hehehe. Selain itu, cewek asli Magelang ini juga seorang movie buff, terbukti dengan laptopnya yang penuh sekali dengan koleksi film dan selalu update! Semacam rentalan DVD gitu.
2.      Nurul Widowati
Cewek yang biasa disapa Uul ini meskipun kelihatan paling kecil, tapi paling berpengalaman dibanding personil girlband The Alpha Girls lainnya. Terutama dalam urusan percintaan (#eaaaaa). Selain urusan percintaan, mahasiswi Planologi ini juga mahir sekali dalam urusan masak-memasak. Pokoknya semua tetek bengek dunia kerumahtanggaan Uul sudah jago 100%. Kalau ada Uul, penghuni posko tidak akan khawatir dengan urusan perut. Hehehe.
Uul juga punya wawasan yang cemerlang dan ide-idenya sungguh brilian, menurut saya. Terbukti, dia pandai mengkritisi dan memberi masukan setiap program-program yang kami jalankan. Kalau dalam Psikologi Sosial, orang semacam Uul ini sering disebut sebagai The Devil’s Advocate. Meskipun istilahnya gitu banget, namun kehadiran mereka sangat berarti bagi keberlangsungan kelompok. Terkadang kita memang perlu membuka mata, bahwa dalam setiap hal tentu tidak melulu sempurna. Perlu seseorang yang bisa menyadarkan setiap anggota kelompok bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Begitulah…
3.      Rima Astika Dewi
Biasa dipanggil Rima, bisa juga dipanggil Princess (baca: FRINSES, dengan ‘P’ yang diganti dengan ‘F’). Nona satu ini lumayan hits di Sidowarno, terbukti dengan banyaknya jejaka Sidowarno yang minta pin BBM-nya. Salah satunya adalah Mas Arjuna Mandala Putra yang ganteng itu. (Halah!) Namun, ternyata hati Rima tidak terpaut sepenuhnya oleh Mas Juna. Ada lelaki lain yang berulangkali dikode, namun tak kunjung peka! Pasti kamu, kan? Iya, kamu! Malah nengok (-___-). (#krik)
Meskipun kadang tampak sangar dan frontal kalau ngomong, calon desainer interior ini sangat humoris. Saya kadang-kadang susah membedakan antara dia sedang bercanda atau sedang frontal (tratatakdungcess…) Hehehe.
4.      Nita Tri Wahyuni
Biasa dipanggil Nita atau Bu Bos. Kenapa Bu Bos? Karena Nita adalah sumber kehidupan, dialah yang mengendalikan arus keuangan urusan perut. Hehehe. Mahasiswi Pendidikan Kimia ini memang cerminan wanita muslimah banget. Bahkan, kadang saya ngerasa kalah jauh sama dia. Proses hijrahnya untuk bisa jadi dia yang sekarang ini, saya akui sungguh keren. Nita juga orangnya asyik diajak ngobrol, karena kalau ngobrol sama dia selalu berkualitas kontennya. Selain itu, penggemar Daehan-Minguk-Manse ini adalah orang yang selalu saya repotin ketika di KKN, terutama urusan transportasi. Hehehe. Makasih banyak ya, Nit… :3
5.      Tya Astriyani
Cewek penyuka drama Korea beserta soundtrack-nya ini memang soulmate-nya Rima banget. Biasanya, mereka berdua sering mojok berdua di teras posko sambil haha-hihi curhat-curhatan. Lalu, ketika mereka berdua asyik bercurhat ria, datanglah Mas Juna (jengjeng!). Jadilah, mereka… buka forum curhat berjamaah.
Gadis yang jadi partner jadwal masak dengan saya ini memang helpful banget. Dengan ringan tangannya, Tya siap membantu segala kesulitan dan kesusahan teman-temannya. Sampai ada teman cowoknya yang patah hati karena habis diputusin pacarnya, lalu butuh pacar segera, langsung Tya turun tangan mencomblangkan si teman cowok-fakir-asmara itu ke temen ceweknya. Like an angel, kan?
6.      Saya
Biasa dipanggil Rifa, Mbak Ipeh, Mbak Mus, Hayati, dan panggilan lainnya yang saya nggak habis pikir. Pekerjaan rutin selama KKN adalah tukang gedor-gedor pintu kamar setiap Subuh. Sekian dan terima kasih. :D
Yup, itulah berbagai deskripsi ngocol teman-teman satu atap saya selama 45 hari KKN di Sidowarno. Mungkin, jika ada salah satu pembaca yang namanya tercantum dan tidak berkenan dengan deskripsi di atas, saya mohon maaf dengan sebesar-besarnya. Sejujurnya, tulisan ini bukan bermaksud mengata-ngatai, ini murni kekangenan saya kepada kalian semua.
Ceilah… mulai baper
Jadi, kapan kita mau kumpul lagi? Kapan mau makan bareng di warung sambil haha-hihi lagi? Kapan juga sekadar saling menyapa lantas mengejek satu sama lain?
Jangan lupa, kalau wisuda, kabar-kabar ya…
Jangan lupa, kalau nikah, undang-undang juga ya…
Selamat melanjutkan hidup dan studi masing-masing. Semoga kita tetap selalu saling ingat satu sama lain, meskipun jarak dan waktu semakin merentang jeda di antara kita.
Kalau diteruskan, tulisan ini bakal berubah menjadi semakin melankolis.
Okay, cukup sekian tulisan ini dibuat. Sampai jumpa di postingan selanjutnya… :)
Although KKN is over, our friendship will lasts forever
Wuu... wajahnya pada awet muda semua XD

Dua cowok di depan adalah tukang ngerecokin cewek yang lagi foto -_-

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaa!!! *hug tight* :3
      You're welcome. Maaf belum bisa nulis banyak2. Hehe. Baru mampunya segitu aja :D

      Hapus