Minggu, 06 Desember 2015

# Random # Renungan

Kurang Bahagia? Mungkin, Tiga Hal Ini Jarang Kamu Lakukan

Pernahkah kalian merasa bahwa hidup kalian terasa flat, terlalu biasa, dan kurang seru? Pasti membosankan, bukan? Rasanya seperti kurang ‘wah’ dan kurang membangkitkan gairah hidup berkali-kali lipat. Selalu merasa terperangkap oleh seabrek rutinitas hidup yang itu-itu saja dan tuntutan hidup yang ini lagi itu lagi. Ya, mungkin saja kalian kurang sering melakukan tiga hal di bawah ini:

1.    Membaca
source: bacakilat.com
Orang yang tidak gemar membaca, menurut saya adalah orang-orang kurang bahagia yang masih bisa hidup di dunia ini. Hahaha. Agak terlalu jleb, sih. Hm, tapi coba deh wahai para manusia kurang gemar membaca, tanyakanlah pada teman-teman kalian yang gemar membaca. Bagaimana tanggapan mereka terhadap hobinya tersebut? Sebagai seorang kutu buku, saya juga ingin angkat bicara, bahwa membaca itu lebih dari sekadar menyenangkan. Menggairahkan, malah. Biasanya, seorang pecinta membaca akan merasa bahwa separuh jiwanya ada di dalam buku-buku itu.
Mengapa membaca buku itu menyenangkan? Tentu saja, karena membaca itu membuat hidup kita menjadi kian berwarna. Membaca membuat isi pikiran kita menjadi semakin kaya karena kita disuguhkan dengan berbagai hal-hal baru yang belum pernah kita ketahui sama sekali. Para pembaca juga akan menjadi seorang yang bijak dalam menyikapi sesuatu. Selain itu, membaca adalah salah satu escape from reality yang paling manjur, terutama membaca novel. Membaca mengasah daya imajinasi, membuat pikiran kita berkelana menjelajah berbagai dimensi. Tentu saja, jika kalian sudah mengenal dan mencintai membaca, pasti kalian akan menemukan bahwa membaca tidak se-membosankan yang dibayangkan. Bahkan, malah membuat diri kalian yang semula suntuk, penat, dan frustrasi dengan tuntutan hidup akan ternetralisir dengan aktivitas ini.
Sejumlah penelitian di dunia kedokteran membuktikan bahwa dengan gemar membaca akan mencegah seseorang menderita demensia dan Alzheimer. Coba lihat Presiden RI ke-3 kita, Pak B.J. Habibie, beliau adalah orang yang gemar membaca. Coba lihatlah sekarang, meskipun usia beliau sudah semakin renta namun daya pikirnya masih tidak kalah hebat dibanding para cendekiawan muda. Terbukti, kan, selain membahagiakan, membaca juga menyehatkan fungsi otak.

2.    Jalan-jalan
source: vemale.com
Jalan-jalan itu mahal? Nggak juga, tuh. Jalan-jalan gratis juga bisa, lho. Jalan-jalan seru nggak melulu harus ke luar negeri yang menjebolkan tabungan. Jalan-jalan juga tidak melulu harus dibarengi dengan membeli barang-barang yang akhirnya hanya berakhir di tumpukan lemari. Jalan-jalan, kan, bisa ke mana saja, bahkan bisa tanpa mengeluarkan terlalu banyak uang. Mungkin kalian bisa jalan-jalan ke pedesaan yang masih terdapat hamparan hijau sawah, menghirup udara yang masih belum tercemar polusi, sambil sejenak melepaskan penat melupakan rutinitas dunia perkotaan. Bisa juga, jalan-jalan ke taman-taman kota yang rindang penuh pepohonan, sambil membaca buku atau sekadar mengamati lalu lalang pengunjung. Siapa tahu selama jalan-jalan tersebut kalian bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Siapa tahu, bisa bertemu jodoh juga, kan? Halah.

3.    Sedekah
source: majalahdia.net
Inilah salah satu hal yang kadang-kadang terlupakan oleh kita. Sedekah. Ya, sedekah. Kenapa sedekah bisa membahagiakan? Jelas, karena sedekah adalah memberi. Lebih membahagiakan mana, memberi atau diberi? Banyak terdapat bukti bahwa orang yang lebih bahagia adalah orang yang senang memberi. Agak aneh, ya, tapi itu memang benar-benar terjadi. Seseorang yang gemar memberi akan merasa bahwa dirinya berguna.
Manusia adalah makhluk eksistensial, sehingga manusia membutuhkan pengakuan bahwa dirinya ada. Tapi, tidak hanya dianggap ‘ada’ saja, manusia tentu ingin dianggap lebih dari sekadar ‘ada’, yaitu ‘berarti’. Jadi, salah satu cara untuk bisa menjadi berarti adalah dengan menunjukkan keberartian dirinya kepada orang lain, yaitu dengan cara memberi. Nah, apabila kalian masih merasa kosong dengan kehidupan ini, coba diingat kembali apakah kebutuhan eksistensi tersebut sudah benar-benar terpenuhi?
Nah, pasti ada dari kalian yang bingung, bagaimana caranya memberi padahal diri sendiri saja kekurangan? Bagaimana mau memberi orang lain, padahal untuk makan saja masih ngutang? Tenang saja. Memberi sesuatu kepada orang lain itu tidak melulu harus berupa uang atau emas berlian. Memberi itu banyak macamnya, misalnya, memberikan kebahagiaan, memberikan perhatian, memberikan bantuan tenaga, dan lain-lain. Bahkan menebarkan senyum pun juga termasuk sedekah, bukan?
Apabila merasa belum mampu bersedekah dengan harta, mungkin kita juga bisa bersedekah dengan tenaga atau pikiran. Misalnya, dengan mengikuti kegiatan sosial, menjadi volunteer di komunitas sosial. Intinya, buatlah dirimu merasa menjadi berguna bagi orang lain bagaimanapun caranya. Bantuan yang diberikan juga tidak perlu muluk-muluk. Berikan saja sesuatu yang kalian mampu berikan, misalnya, memberikan semangat, motivasi, bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain, atau menyumbang saran bagi mereka yang meminta. Apalagi jika bantuan kita mendapat penghargaan berupa ucapan tulus terima kasih, pasti rasanya lebih membahagiakan dibanding apapun, karena berarti kita sudah menjadi berguna untuk orang lain. Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain, bukan?

Yup, sekian postingan dalam rangka mengisi blog yang makin lama makin sepi saja. Semoga tulisan ini bisa menjadi tulisan yang (agak) inspiratif bagi pembaca setia semuanya. Terima kasih sudah bersedia mampir dan menghabiskan waktu untuk membaca tulisan abal-abal ini.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya… :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar